
315 Santri Ponpes di Campalagian-Polman Reaktif Corona
POLEWALI,- Sedikitnya 315 santri salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Desa Parappe, Kecamatan Campalagian diketahui reaktif corona, berdasarkan rapid test yang digelar, Selasa (22/9) lalu.
“ Ada 300 lebih yang reaktif, sejak kemarin hingga hari ini kita telah melakukan swab “, kata Juru Bicara COVID-19 Polewali Mandar H Haedar kepada wartawan melalui sambungan telepon, Kamis malam (24/9/2020).
Hasib swab para santri yang reaktif baru akan diketahui dalam beberapa hari ke depan, “ Hasilnya kemungkinan diketahui tiga hari ke depan, karena swabnya dikirim ke Makassar “, ujarnya.
Menurut Haedar, para santri yang reaktif saat ini menjalani isolasi mandiri di Ponpes setempat, “ Semuanya diisolasi, hanya mereka dipisah, yang non reaktif dan reaktif dipisah “, ungkapnya.
Haedar menjelaskan, sebelum Ponpes kembali dibuka untuk melakukan aktifitas, pihak pengelola telah memberlakukan prosedur ketat terhadap semua santri. Sebelum masuk ke lokasi pemondokan santri wajib menyertakan hasil rapid test, “ Hanya saja setelah beberapa lama berada di dalam pondok, ada yang bergejala dan setelah kita swab ada yang positif. Kita lanjutkan lagi, karena namanya kelompok atau komunitas, rawan terjadinya penularan yang cepat “, terangnya.
Untuk itu, Haedar berharap, baik warga maupun seluruh pengelola pesantren di daerah ini, agar tidak lalai dalam menerapkan protokol kesehatan, demi mencegah penularan virus corona, “ Kita berharap warga betul-betul patuh tidak mengabaikan protokol kesehatan, pun dengan semua pengelola pesantren di daerah ini, agar tidak lalai, untuk mengantisipasi terjadinya hal tidak diinginkan “ tandasnya.
Terpisah, Sekretaris Daerah Polewali Mandar Andi Bebas Manggazali mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan pihak terkait, setelah menerima laporan 21 santri di daerah ini terindikasi tertular virus corona. Pihak ponpes memutuskan melakukan lockdown lokal, untuk memecahkan masalah secara internal.
” Lockdown ini ternyata tidak memecahkan persoalan, terbukti dengan adanya lonjakan pada rapat tanggal 23 kemarin dari 21 naik menjadi 315 orang reaktif “, terang Bebas Manggazali.
Diakui, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah untuk meringankan beban pengelola Ponpes selama memberlakukan lockdown lokal. Diantaranya, membantu ketersediaan air bersih, kebutuhan lainnya seperti masker dan makanan, “ Hanya saja persoalan ini tidak akan selesai jika masyarakatnya tidak patuh. Persoalan di pesantren ini jaga jarak sulit diterapkan karena dalam ruangan 7 x 3 meter ada yang sampai 30 orang dan masker nya pun sangat standar “, pungkas Bebas. (Thaya)