Dikunjungi Mensos, Janda Tinggal di Gubuk Bersama 3 Anak di Polman Diberi Rumah

POLEWALI MANDAR,- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengunjungi janda miskin bernama  Marni (43) yang tinggal dalam gubuk bersama tiga anaknya di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Dalam kunjungannya, Mensos  memberikan sejumlah bantuan termasuk hadiah sebuah rumah seharga Rp 130 juta.

“Senang sekali, tidak pernah menduga diberi rumah, makanya saya bahagia sekali, berterima kasih kepada semua yang telah mendukung saya,” kata Marni kepada wartawan, Selasa (02/07/2024).

Diketahui, Marni merupakan warga Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang. Dia mengaku sudah hampir setahun tinggal di gubuk berukuran 2×2 meter, bersama tiga anaknya bernama Abdul Marwan (14), Mirawati (12) dan Muhammad Fadli (3). Gubuk yang berada di areal perkebunan jauh dari pemukiman warga adalah milik kerabatnya.

Gubuk tersebut berlantaikan bambu dan atap rumbia. Dindingnya terdiri dari papan serta terpal yang sudah bolong. Gubuk ini juga hanya menggunakan kain bekas sebagai penutup pintu. Bahkan tidak jarang Marni bersama anaknya harus mengungsi karena kerap kehujanan.

“Sudah setahun tinggal di situ, sebelumnya di Baras (Pasangkayu),” ungkap Marni.

Diakui Marni, setelah diceraikan suaminya, dia memutuskan mengajak ketiga anaknya pulang dan menetap di kampung halamannya di Desa Batetangnga. Untuk penuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Marni bekerja sebagai buruh kebun dengan pendapatan tidak menentu. Anak sulungnya membantu dengan bekerja  pada salah satu peternakan ayam, upahnya Rp 500 ribu per bulan.

“Kerja kebun, tidak menentu upahnya dibantu anak pertama yang kerja di peternakan ayam, upahnya 500 ribu. Semua anak sudah tidak sekolah,” jelasnya.

Sementara Mensos Tri Rismaharini mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, sehingga keberadaan Marni bersama 3 anaknya yang hidup dalam kondisi memprihatinkan bisa cepat diketahui pemerintah.

“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, sehingga ibu ini bisa terselamatkan. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi karena kondisi rumah sangat membahayakan untuk siapapun, apalagi untuk anak-anak,” tuturnya.

Diakui Risma, sebelum berkunjung dirinya telah meminta pemerintah setempat untuk mencari hunian layak untuk diberikan kepada Marni bersama ketiga anaknya.

“Sebelum saya ke sini saya minta coba cari tempat tinggal mana yang bisa kita gunakan untuk keluarga ini. Di jalan saya mendapat laporan dari staf yang sejak kemarin di sini, ada beberapa opsi. Opsi ini yang dipilih kita berikan bantuan rumah, untuk beliaunya bisa bertempat tinggal bersama putra putrinya,” jelas Risma.

Risma juga berharap kepada pemerintah setempat untuk aktif memantau kondisi warganya khususnya yang hidup dalam kesulitan,  sehingga bisa segera mendapat penanganan.

“Petugas saya tuh satu, satu petugas berapa desa, jadi seharusnya dari pemerintah daerah lah yang akan bergerak ke atas. Kami tidak tahu, kalau staf saya itu dia nangani beberapa, bahkan satu ini bisa satu kecamatan, jadi bukan ini. Tapi saya nitip tadi pesan secara pribadi bahwa ini ada hubungannya dengan agama, ada tanggung jawab, itu yang saya tekankan,” tegasnya.

Pada kesempatan sama Kepala Desa Batetangnga Sumaila mengucapkan terima kasih kepada Mensos yang telah berkunjung dan membantu warganya.

Meski begitu, Sumaila membantah jika Marni bersama ketiga anaknya sudah setahun tinggal di gubuk reot tersebut.  Dia juga mengaku jika pihaknya telah melakukan interfensi dengan memberikan bantuan hidup sehari-hari.

“Memang dia lahir di sini tapi bersuami di Mamuju , setelah cerai dengan suaminya pindah ke sini. Baru jalan tiga bulan tinggal di sini, milik keponakannya, itu juga gubuk kebun milik keponakannya. Saya atas nama kepala desa langsung bawakan paket, seperti beras. Didata juga sebagai calon penerima PKH (program keluarga harapan),” tuturnya.

Menurut Sumaila, rumah yang diberikan Mensos Risma kepada Marni milik warga setempat yang dibeli seharga Rp 130 juta.

“Rumahnya warga, tadi subuh baru diputuskan harganya. Awalnya yang punya rumah menawarkan seharga 150 juta, setelah ditawar putus seharga 130 juta,” pungkasnya. (thaya)

__Terbit pada
02/07/2024
__Kategori
Pemerintahan, Sosial