Tingkatkan Kemandirian, Murid SLB di Polman Dilatih Membuat Kerajinan Tangan
Murid SLB Polewali mendapat pelatihan merangkai bunga. ist

Tingkatkan Kemandirian, Murid SLB di Polman Dilatih Membuat Kerajinan Tangan

POLEWALI MANDAR,- Murid berkebutuhan khusus SLB (Sekolah Luar Biasa) di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, mampu meraup cuan tambahan hasil menjual aneka jenis kerajinan tangan. Para murid berkebutuhan khusus ini sengaja dibekali aneka jenis pelatihan, untuk meningkatkan kemandirian dan produktif mereka dalam keterbatasan, tanpa harus berharap pada orang lain.

Seperti terlihat di SLB Polewali, Jalan Kyai Haji Wahid Hasyim, Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Polewali, Senin (26/09). Sejumlah murid berkebutuhan khusus di sekolah ini, tampak antusias mengikuti kegiatan pelatihan yang dipandu seorang guru.

“Jadi begini, hasil keterampilan mereka (murid berkebutuhan khusus) yang layak kita jual, kemudian sebagian hasilnya kita berikan kepada mereka sebagai uang transportasi, di samping sebagian digunakan untuk membeli alat dan bahan,”kata Kepala SLB Polewali, Sohani kepada wartawan, Senin (26/09/2022).

Pelatihan membuat kerajinan tangan, seperti merangkai bunga hias, membuat tas rajutan, gantungan kunci, hingga lukisan, dilakukan menggunakan bahasa isyarat. Sebab, murid yang mengikuti pelatihan umumnya mengalami tuna rungu wicara alias memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi dan mendengar.

Namun begitu, keterbatasan tersebut tidak membuat para murid di sekolah ini berkecil hati apalagi menyerah. Mereka tetap bersemangat dan terus saling menyemangati satu sama lain, sehingga menghasilkan kerajinan tangan yang berkualitas dan menarik, sehingga mudah dipasarkan.

“Alhmadulillah, dampaknya yang lain masyarakat semakin sadar dengan adanya kegiatan dan keterampilan anak yang bisa diperlihatkan ketika keluar, masyarakat sadar bahwa SLB itu ada, dan bagi masyarakat yang memiliki keluarga atau anak yang layak mendapatkan pendidikan di SLB, sekarang mulai mengantarkan langsung anaknya ke sekolah,”ungkap Sohani.

Sohani mengaku tidak mudah mendidik dan melatih para murid berkebutuhan khusus di sekolah ini. Dukungan pemerintah dan peran serta semua pihak sangat diharapkan.

“Karena di sini (SLB) bukan untuk menyembuhkan kondisi (murid), tapi bagaimana meringankan kondisinya, agar kelak tidak menjadi beban, sehingga dukungan pemerintah, para orang tua murid dan semua pihak, sangat dibutuhkan untuk pengembangan potensi anak,”tandasnya.

Guru dan murid SLB Polewali yang menjadi peserta kontes body art. ist

Salah satu guru SLB Polewali, Margareth menyebut hasil karya murid berkebutuhan khusus di sekolah ini, dipasarkan pada berbagai event. Permintaan banyak dari masyarakat termasuk para orang tua murid.

“Permintaan banyak dari warga, apalagi kalau pas lagi penamatan, warga biasanya ramai-ramai beli hasil karya para murid, karena memang dipamerkan,”bebernya.

Bahkan kata Margareth, para murid di sekolah ini juga memiliki keterampilan lain, seperti menjahit, make up serta body art.

“Hanya saja, ketika para murid mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan atau even yang lebih nasional, terkadang terkendala dalam proses pembiayaan,” terang Margareth, berharap pemerintah memberikan dukungan untuk pengembangan bakat para murid SLB.

Sementara itu, salah satu murid SLB, Suarni (15 tahun) mengaku bersyukur mendapat pelatihan membuat aneka kerajinan tangan. Sebabnya, pelatihan tersebut diakui menjadi bekal penting agar dapat menghasilkan uang tanpa bergantung pada orang lain.

“Saya senang bisa belajar di sekolah ini, karena mendapat pelatihan, bisa menghasilkan uang, untuk membantu orang tua,”pungkas Suarni dalam bahasa isyarat. (Thaya)

__Terbit pada
27/09/2022
__Kategori
Inovatif, Pendidikan