Selamat Hadapi Bencana, Optimisme Pemkab Mamuju di Tengah Pandemi Global
Simulasi penanganan COVID-19 saat PTM terbatas pada salah satu sekolah di Kabupaten Mamuju, Selasa (28/09/2021). IST

Selamat Hadapi Bencana, Optimisme Pemkab Mamuju di Tengah Pandemi Global

Laporan: Sulaeman Rahman

SIMULASI penanganan Covid-19 di sekolah adalah optimisme Pemerintah Kabupaten Mamuju menghadapi pandemi. Tujuannya untuk mencegah kluster pembelajaran tatap muka (PTM), ketika sekolah harus dibuka lagi, setelah hampir dua tahun proses belajar dan mengajar dijajal melalui pembelajaran dalam jaringan (daring).

Awal tahun 2020, wabah Covid-19 menjadi masalah kesehatan dunia. Bahkan, World Health Organization (WHO) telah menyebutnya sebagai pandemi global. Di Indonesia, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengeluarkan Keputusan Kepala BNPB Nomor 9A tahun 2020 tentang Penetapan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia. Covid hingga kini masih menjadi momok dengan tingkat kekhawatiran sangat tinggi, dan entah kapan berakhir.

Sebagai bagian dari upaya membangun kesiapsiagaan menghadapi penyebaran virus corona dan dampaknya terhadap pendidikan, Sekretariat Bersama Satuan Pendidikan Aman Bencana (Sekber SPAB) Kabupaten Mamuju telah mempersiapkan berbagai perangkat mencegah penyebaran virus di sekolah-sekolah.

“Untuk mencegah dan mengatasi bencana apapun termasuk covid di sekolah, kami telah melakukan upaya, seperti pelatihan kebencanaan dan pendampingan kajian resiko bencana di sekolah, menyusun strategi daerah mengatasi learning loss, membuat kurikulum darurat revisi satuan pendidikan, dan membentuk tim siaga bencana di sekolah serta menyusun prosedur tetap (protap) kedaruratan bencana termasuk protap pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas,” begitu kata Ketua Harian Sekber SPAB, Haedar Harun, SPd, MPd.

Untuk memperkuat implementasi program SPAB dan dampak bencana lainya terhadap pendidikan, telah dibuat dokumen dan rencana aksi sekolah dalam pengurangan risiko dan kesiapsiagaan bencana.

“Kami tidak pernah berharap ada bencana, tetapi jika dia hadir saat jam sekolah, Kabupaten Mamuju sudah siap mengatasinya, pokoknya kami sudah siap untuk selamat,” kilah Haedar Harun optimis.

Pasca dibukanya kembali sekolah, meskipun dengan aturan protokol kesehatan yang ketat, menyeruak pula berbagai kekhawatiran soal pelaksanaan PTM terbatas yang dapat saja menimbulkan kluster baru Covid-19. Mereka menyebutnya kluster PTM. Meskipun hanya sebatas kekhawatiran, namun pemerintah tidak diam.

Menjawab kerisauan tersebut, maka pada Selasa, 28 September 2021, Sekber SPAB Mamuju menyelenggarakan simulasi penanganan Covid-19 saat PTM terbatas berlangsung di tiga sekolah, yakni di SD Negeri Karema, SD Negeri No.2 Karema dan SD Negeri Rimuku.

JALANNYA simulasi hingga merangsek masuk ke ruang kelas, menjadi cerita menarik di tengah optimisme menghadapi pandemi global ini. Petugas simulasi berpakaian APD (alat pengaman diri) menuju sekolah dengan menggunakan ambulans khusus pasien covid. Ambulans dengan raungan sirene memasuki halaman sekolah. Ketika ambulans berhenti, beberapa petugas berseragam APD lengkap turun, dan langsung masuk ruang kelas. Lalu, seorang siswa segera dievakuasi, dan dilarikan ke RS khusus covid menggunakan ambulans.

Menurut Dr Sulaiman Tedu, anggota Sekber SPAB dari unsur akademisi Universitas Tomakaka, simulasi ini sesungguhnya adalah bagian dari monev (monitoring dan evaluasi) Sekber SPAB untuk melihat tingkat kesiapansiagaan sekolah menghadapi bencana, khususnya bencana pandemi covid agar protap kedaruratanya bisa terus diperbarui sehingga resiko penularannya bisa ditekan.

Kegiatan simulasi ini, juga melibatkan tim Public Safety Center 119 (PSC 119 ) yang berada di bawah kendali Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju sebagai leading sector. Lembaga yang bertugas menyelenggarakan penanggulangan gawat darurat terpadu ini, berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Olaharaga dalam penangangan kedaruratan di sekolah.

“Kegiatan ini adalah bagian dari upaya kolaborasi dan sinergi antara Dinas Kesehatan dan Disdikpora Mamuju agar sekolah bisa sesegera mungkin melakukan langkah penanganan cepat dan terukur dalam kondisi darurat,” kata Dewi Sundari, SKM, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju.

Bupati Mamuju, Siti Sutinah Suhardi, merespon simulasi tersebut. Dia menyebut program kebencanaan daerah merupakan komitmen meningkatkan indeks ketahanan daerah menghadapi bencana. Di sektor pendidikan, Bupati sudah mengeluarkan kebijakan pendukungnya

“Ini bagian komitmen daerah meningkatkan indeks kemampuan dan ketahanan dalam menghadapi bencana, dan untuk pendidikan saya sudah bentuk Sekber SPAB dan memberikan dukungan anggaran agar programnya berjalan,” kata Sutinah yang dimintai komentar terpisah.

Untuk menjamin kesinambungan program ini Pemkab Mamuju telah mengintegrasikannya dalam Rencana Pembangunan Daerah 2021-2026. Untuk tahun 2021 ini, agar pelaksanaan program SPAB lebih maksimal Pemkab Mamuju bekerja sama dengan NGO.

“Agar dapat menurunkan nilai resiko bencana, maka kita harus menurunkan kerentanan dan meningkatkan kapasitas warga sekolah dalam menghadapi bencana di sekolah, untuk itu kami menggandeng salah satu NGO, yaitu Save the Children,” katanya. (*)

 

__Terbit pada
30/09/2021