MAMASA,- Ketegangan antar massa pendukung warnai pelaksanaan debat pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Massa pendukung paslon nomor urut 1 dan paslon nomor urut 3 terlibat saling ejek dan saling dorong di luar gedung pelaksanaan debat.

“Tadi saling mengejek akhirnya terjadi salah paham,” kata Kapolres Mamasa, AKBP M Amiruddin kepada wartawan, Senin (04/11/2024).

Pelaksanaan debat pertama  tiga paslon Bupati dan Wakil Bupati Mamasa berlangsung di Aula GTM, Desa Buntu Buda, Kecamatan Mamasa, Senin siang (04/11). Polisi yang melakukan pengamanan debat langsung memisahkan kedua kelompok massa pendukung yang terlibat keributan.

“Makanya langsung dipisahkan oleh dari kami keamanan,” ungkap Amiruddin.

Agar kejadian serupa tidak terulang kembali, Amiruddin mengaku akan menyarankan pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mamasa untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan. Sehingga massa pendukung masing-masing paslon lebih tertib saat debat berlangsung.

Termasuk meminta KPU Mamasa menyiapkan layar di luar ruangan, agar massa pendukung masing-masing calon tidak menumpuk dan memaksa masuk ke gedung lokasi debat.

“Yang jelas nanti kami koordinasikan dengan pihak panitia dalam hal ini KPU terkait pola pengamanan dan pola tamu undangan yang masuk ke dalam nanti akan dibatasi,” ujarnya.

“Kami sudah sarankan pihak panitia dalam hal ini KPU agar menyiapkan layar di luar, supaya masyarakat atau pun pendukung tidak tumpuk-tumpuk di tengah seperti tadi. Supaya masyarakat di luar yang tidak bisa masuk ke dalam (gedung) bisa melihat (debat),” sambung Amiruddin.

Amiruddin mengungkapkan, sebanyak 230 personel polisi diturunkan untuk mengamankan pelaksanaan debat.

“230 personel. 30 personel dari Brimob 200 dari Polres Mamasa,” pungkasnya.

Debat kandidat pertama ini dihadiri ketiga paslon. Masing-masing paslon nomor urut 1 Robinson Paul Tarru – David Bambalayuk, paslon nomor urut 2 Ruslan D. Pandayai – Andi Faridha Fachri dan paslon nomor urut 3 Welem Sambolangi – H. Sudirman. (thaya)