Ketika Warga Dusun Sumbiri Stres Dihantui Abrasi Sungai Mandar
Abrasi bantaran sungai Mandar mengancam pemukiman warga Dusun Sumbiri, Desa Mombi, Kecamatan Alu, Kabupaten Polewali Mandar. ist

Ketika Warga Dusun Sumbiri Stres Dihantui Abrasi Sungai Mandar

“SETIAP hujan deras kami harus waspada, kuatir sungai meluap lagi, apalagi kalau hujannya di daerah hulu,” kata Ridwan, warga Dusun Sumbiri, Desa Mombi, Kecamatan Alu, Polewali Mandar.

Ridwan adalah salah satu dari puluhan warga yang rumahnya berada di bantaran Sungai Mandar. Bagi mereka hujan deras seolah  menjadi momok, karena menyebabkan abrasi makin lebar mengikis bantaran sungai, membuat rumah mereka makin terancam hanyut.

Di jejeran rumah mereka terdapat juga sebuah mushalah dan gudang kopetasi. Ruas jalan poros Tinambung – Alu yang tidak jauh dari permukiman terancam putus juga terkikis abrasi yang terus melebar.

Warga mengatakan, dalam setahun terakhir sedikitnya 200 meter bantaran sungai cukup parah terkikis abrasi. Beberapa pohon kelapa yang tumbuh di belakang rumah  warga, tidak terlihat lagi. Hanyut terbawa banjir. Dalam setahun terakhir juga, tiga rumah ditinggalkan penghuninya karena dihantui banjir. Pekan lalu, warga bernama Kaco Ali tiba-tiba membongkar juga rumahnya karena merasa tidak bisa tidur tenang selama musim hujan.

“Selama musim hujan ini, saya tidak bisa tidur tenang kalau malam, takut tiba-tiba banjir saya bisa hanyut dengan rumah saya,” ucap Kaco Ali, Kamis 13 Oktober. Karena rumahnya sudah dibongkar, Kaco Ali menumpang sementara di rumah kerabatnya.

Beberapa warga menyebut kikisan sungai yang makin lebar, membuat mereka merasa stres dihantui banjir sejak musim hujan sekarang.  Mereka mengaku tidak bisa fokus bekerja untuk kehidupan sehari-hari, karena selalu terpikir sungai meluap lagi dan banjir.

“Kita tidak bisa fokus bekerja, takut tinggalkan rumah karena selalu memikirkan keselamatan rumah dan keluarga kalau tiba-tiba banjir lagi ” katanya, menunjukan menunjukan bagian belakang (dapur) rumahnya yang hampir tak berjarak dengan pinggir sungai. Mereka sangat berharap perhatian segera melakukan upaya penanganan sebagai langkah darurat untuk mengatasi kikisan sungai di wilayah tersebut.

Camat Alu, Aging mengatakan masalah yang menghantui 20-KK warga Dusun Sumbiri, telah dilaporkan kepada Bupati Polewali Mandar. Sudah diketahui juga pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi III di Mamuju. Petugas Balai Wilayah Sungai pun sudah pernah melihat kondisi yang terjadi. Beberapa anggota DPRD Sulawesi Barat sudah melakukan peninjauan juga.

“Kami sangat berharap perhatian dalam bentuk penanganan darurat untuk keselamatan warga di sini. Kalau menunggu anggaran tahun depan (2023), kondisinya akan tambah parah karena musim hujan dan banjir tidak mungkin bisa diajak kompromi,” ucap Aging. Ia menyebut informasi yang diperoleh bahwa penanganan sudah diusulkan untuk tahun 2023.

“Sekarang bukan hanya keselamatan warga yang terancam, jalanan akan putus juga terkikis abrasi yang makin parah kalau tidak segera ada penanganan secepatnya,” tandasnya. (Emdanial)

__Terbit pada
17/10/2022
__Kategori
Sosial