Pembangunan Tiga RKB SDN di Alu Terhenti Gegara Lahannya Diklaim Warga
Pembangunan 3 RKB di SDN 014 Petoosang, Kecamatan Alu, Kabupaten Polewali Mandar terhenti, karena lahannya diklaim warga.

Pembangunan Tiga RKB SDN di Alu Terhenti Gegara Lahannya Diklaim Warga

ALU,- Proses pembangunan tiga ruang kelas baru (RKB) di SDN 014 Petoosang, Kelurahan Petoosang, Kecamatan Alu, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terhenti karena lahannya diklaim warga. Akibatnya, puluhan murid di sekolah ini dipastikan harus lebih lama mengikuti proses belajar di kolong rumah warga.

“Ada tiga bangunan yang terhenti (pembangunannya) karena pihak yang punya tanah tidak mengizinkan,”ujar salah satu guru SDN 014 Petoosang, Nurbaya kepada wartawan, Senin (03/01/2022) kemarin..

Menurut Nurbaya, pada bulan Juni tahun 2021 lalu, enam kelas SDN 014 Petoosang dibongkar untuk dibangun baru. Ada pula pembangunan satu ruang kantor. Pembangunan seluruh ruangan tersebut dijadwalkan selesai akhir tahun 2021 kemarin.

“Beberapa bulan berjalan, proses pembangunan terhenti, lantaran tidak mendapat izin dari salah satu warga yang mengklaim sebagai pemilik lahan tempat sekolah dibangun,”ungkapnya.

Ia menyebut, lahan tempat SDN 014 Petoosang diklaim milik dua dua warga. Satu warga mengizinkan pembangunan tetap dilanjutkan, sementara warga lainnya melarang.

“Jadi, pembangunan untuk ruang kelas serta satu ruang kantor tetap dilanjutkan di lahan warga yang mengizinkan, sementara tiga ruang kelas yang berada di atas lahan warga yang melarang harus dihentikan,”tutur Nurbaya.

Pihak sekolah bersama pemerintah setempat dan dinas terkait, telah melakukan upaya, agar proses pembangunan tiga RKB di sekolah ini dapat segera dilanjutkan. Namun sejauh ini, belum ada hasil.

“Sudah beberapa kali pertemuan diadakan di Kabupaten, tapi belum ada hasil,”ujar Nurbaya.

Nurbaya berharap, pemerintah segera mencari solusi, agar masalah yang menghambat proses pembangunan tiga RKB di sekolah ini bisa selesai. Apalagi menurut dia, proses belajar yang berlangsung di kolong rumah warga tidak efektif karena banyak gangguan.

“Harapan kami, kalau bisa secepat mungkin bisa dibangun, karena kasian anak kita kalau belajar di kolong rumah, banyak gangguan dan tidak efektif proses belajar,”imbuhnya.

Keresahan akibat terhentinya pembangunan tiga RKB di SDN 014 Petoosang, juga dirasakan warga setempat. Salah satunya Jamaluddin, yang mengaku prihatin melihat para murid belajar di kolong rumah warga.

Pasalnya, sejak bangunan sekolah dibongkar, proses belajar mengajar 103 murid SDN 014 Petoosang, dilangsungkan pada empat rumah warga di daerah ini. Kondisinya tidak memadai, karena kolong rumah yang dimanfaatkan sebagai tempat belajar sempit dan banyak gangguan.

“Menurut saya kurang baik, kendalanya kalau anak-anak belajar (di kolong rumah), kalau kita lewat saat para guru menerangkan, mereka langsung menoleh, jadi tidak fokus,”tuturnya.

Senada dengan para guru, Jamaluddin juga berharap proses pembangunan seluruh ruangan di SDN 014 Petoosang segera dilanjutkan, agar para murid dapat belajar dengan kondisi yang lebih baik.

“Ya harapannya, dibangun sekolah ini, supaya anak-anak bisa lagi belajar seperti biasa, belajar dengan lebih tenang,”pungkas Jamaluddin. (Thaya)

__Terbit pada
04/01/2022
__Kategori
Pendidikan