Mengenal Alat Giling Tradisional di Polman-Terbuat dari Batu
POLEWALI MANDAR,- Meski zaman sudah moderen dan tekhnologi juga semakin canggih, namun penggunaan alat tradisional dalam kehidupan sehari-hari masih banyak dijumpai di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Salah satunya, penggunaan alat giling yang terbuat dari batu.
Alat yang sudah ada sejak puluhan tahun silam ini, masih kerap digunakan sejumlah warga di daerah ini. Salah satunya Hayati, warga Desa Pussui, Kecamatan Luyo.
“Kalau kita di sini, masih sering menggunakan alat ini (gilingan batu),” kata Hayati kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Gilingan yang oleh warga setempat dikenal dengan nama panggilingan, merupakan alat untuk memecah biji-bijian seperti jagung.
Alat ini terdiri dari dua batu yang bentuknya pipih dan bulat dengan diameter yang sama sekira 60 centimeter. Kedua batu itu lalu diletakkan bersusun.
Pada permukaan batu yang terletak pada bagian atas sedikit cekung dan di tengahnya terdapat lubang kecil. Fungsi lubang tersebut untuk memasukkan biji-biji jagung yang akan dihancurkan.
Sementara pada batu yang terletak pada bagian bawah, permukaannya tidak rata dan sedikit bergerigi, sehingga mudah untuk menghancurkan biji-bijian.
Di samping batu yang terletak pada bagian atas, terdapat sepotong kayu yang diikat menggunakan plat besi. Kayu sepanjang lebih kurang 30 centimeter itu, berfungsi sebagai pegangan agar batu dapat diputar, sehingga biji-bijian dapat dihancurkan.
“Ini merupakan warisan leluhur yang sudah kami manfaatkan secara turun temurun,” ungkap Hayati.
Hayati mengaku kerap memanfaatkan alat tradisional ini apalagi ketika saat memasuki musim panen jagung di kebun. Menurutnya, penggunaan alat giling ini tidak hemat biaya karena tidak membutuhkan listrik.
Selain itu, pemanfaatannya diakui dapat memberi cita rasa khas pada setiap butiran jagung yang digiling yang nantinya akan dimanfaatkan pada berbagai jenis olahan makanan.
“Ini bagus, soalnya tidak butuh listrik dan bisa digunakan di mana saja. Apalagi, bahan makanan yang digiling dengan alat ini terasa lebih enak kita sudah diolah,” tutupnya tersenyum. (thaya)