
Tidak Terima Disebut Bodoh, Unjuk Rasa Mahasiswa di Polman Ricuh
POLEWALI,- Kericuhan warnai unjuk rasa puluhan mahasiswa di Kabupaten Polewali Mandar. Massa aksi yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Polewali Mandar, marah lantaran tidak terima disebut bodoh oleh pejabat yang menemui massa.
Unjuk rasa berlangsung di Taman Sport Centre, Kecamatan Polewali, Kamis siang (06/08/20), menuntut perbaikan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Polewali Mandar.
Keributan berawal, saat Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar dan pejabat yang mendampinginya, menyebut mahasiswa bodoh. Pernyataan tersebut dilontarkan bupati, lantaran tidak senang dengan sikap mahasiswa yang dianggap tidak sopan saat menyampaikan aspirasi.
“ Tadi dia bicara terus, saya ini orang tua, Bupati, Kepala Daerah, anak-anak (mahasiswa) begitu tidak ada sopannya, merokok di depan kita, begitukah namanya organisasi yang sopan dan baik, sudah bagus-bagus ini Bupati mau terima, sudah dari pagi saya tunggu“, kata Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar kepada wartawan.
Kendati Bupati sempat mengklarifikasi pernyataannya, mahasiswa sudah terlanjur marah hingga memicu terjadinya keributan, dan nyaris adu jotos dengan pejabat.
Beruntung keributan tidak berlangsung lama, aparat kepolisian dan Satpol PP yang melakukan pengamanan, sigap mengendalikan situasi dan menenangkan massa aksi.
“ Bagaimana saya tidak hargai ? langsung dia mau belokkan, lihat saudara kita HMI dikatakan bodoh ! kapan saya katakan HMI bodoh ? Saya juga tau organisasi, saya bilang kamu bodoh, karena saya bicara, dia juga bicara, untuk apa lagi dia bicara sementara tuntutannya sudah ada sama saya “ ujar Ibrahim.
Terkait salah satu poin tuntutan mahasiswa, yang menuntut Bupati mencopot Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Polewali Mandar dan menunjuk pejabat definitif, Ibrahim mengaku bingung. Sebab pelaksana tugas Direktur rumah sakit yang ada saat ini belum lama melaksanakan tugas. Diakui pengangkatan pejabat definitif membutuhkan waktu dan kajian, “ Saya mau tanya sama dia (mahasiswa), kalau tidak mau Plt yang sekarang ini, lalu maunya siapa ? Saya hanya mau tanya sama dia, kalau mereka tidak suka Plt dan saya tunjuk pejabat definitif, kira-kira siapa yang akan bertanggung jawab, jika besok mereka tidak suka lagi, apa harus saya ganti lagi “ tutur Ibrahim dengan nada kesal.
Sementara itu, Koordinator Aksi Muhammad Ridwan menilai, pernyataan bodoh yang dilontarkan Bupati Polewali Mandar, telah menghina mereka secara kelembagaan, “ Pertama, kami anggap pertemuan yang ada pihak eksekutif tidak berjalan maksimal, dimana kita melihat kepala daerah atau bupati kita mengatakan bahwa kami dalam hal ini bodoh, tentu secara kelembagaan kami tidak menerima “ tandasnya.
Selain menuntut perbaikan pelayanan di rumah sakit, Ridwan juga meminta pemerintah Kabupaten Polewali Mandar, serius menangani penularan Covid-19 di daerah ini, “ Pandangan saya melihat pemerintah dalam hal ini Satgas tidak bekerja secara maksimal, karena misalkan berbicara penanganan Satgas kita akan bicara pencegahan, kalau kita lihat mestinya, alat kesehatan, ruangan, tim medis dan insentif tenaga medis disiapkan, tapi itu empat-empatnya tidak ada “ bebernya.
Oleh sebab itu, Ia menilai, pentingnya mengevaluasi kinerja Satgas Covid-19 di daerah ini , “ Kami menilai tim satgas perlu dievaluasi mengingat instrumen untuk mendukung keberhasilan tim Satgas sangat besar, termasuk anggaran refocusing yang bisa dimaksimalkan, tapi kami melihat itu gaib “ pungkas Ridwan.
Sebelumnya, mahasiswa juga menggelar aksi unjuk rasa di Halaman Rumah Sakit Umum Daerah, kemudian berlanjut di depan Kantor Bupati dan berakhir di Kantor DPRD Polewali Mandar. (Thaya)