
Ironi Lansia Miskin di Sulewatang, Mengandalkan Hidup Dari Buah Kelapa
POLEWALI,- Nasib memilukan ini dijalani Jawi (75 tahun), warga Lingkungan Conggo Sarabakan, Kelurahan Sulewatang, Kecamatan Polewali, Polewali Mandar.
Sudah sangat lama, lansia yang telah belasan tahun menjanda ini, hidup dalam kondisi memprihatinkan akibat belitan kemiskinan.
Ironi, dengan kondisinya sekarang ini, Jawi masih harus merawat ponakannya, Rahman (28 tahun), yang menderita gangguan jiwa.
“ Seperti inilah, sudah sedari kecil Rahman tinggal bersama saya karena kedua orang tuanya telah tiada, sehari-hari dia cuman bisa bilang takut…takut…dan takut…” terang Jawi kepada wartawan.
Sehari-hari Rahman diketahui hanya berdiam diri di rumah, tanpa bisa melakukan apapun, “Bahkan hampir setiap hari Rahman juga masih harus dimandikan “ sambung Jawi.
Diakui Jawi, sebenarnya dirinya masih memiliki sejumlah sanak keluarga, namun tempat tinggalnya jauh dan kondisi hidupnya tidak jauh berbeda dengan yang dialaminya saat ini, “ masih ada beberapa keluarga, ada juga di riso, tapi mau bagaimana lagi, hidupnya juga susah, jadi saya tidak bisa berharap dari mereka “
Sepeninggal sang suami, Jawi yang mengaku tidak pernah memiliki anak ini, mengandalkan hidup dari hasil menjual buah kelapa, yang dipungut dari kebun warga sekitar. Setidaknya dalam sebulan Jawi hanya mampu memungut buah kelapa, sebanyak 30 sampai 45 buah, “ Harganya tidak seberapa, kadang satu buahnya dijual 1500 rupiah “ ungkap Jawi lirih.
Kendati uang yang diperoleh dari hasil berjualan buah kelapa diakui tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Jawi mengaku tetap bersyukur, karena masih ada tetangga yang peduli akan kondisi yang dijalaninya saat ini, “ Syukur alhamdulillah, setidaknya Tuhan masih selalu memberi jalan, jika sedang sulit, ada saja tetangga yang dating, memberikan makanan ataupun beras untuk sehari-hari “ lanjut Jawi sambil menyeka air matanya.
Sehari-hari Jawi tinggal di rumah peninggalan mendiam sang suami, yang berdiri di atas tanah milik warga setempat. Disebutkan, bahwa rumahnya yang sudah reot tersebut sudah tiga kali dipindahkan, karena pemilik lahan hendak memanfaatkan tanahnya.
Walau hidup dalam kemiskinan, Jawi mengaku nyaris tidak tersentuh sejumlah program bantuan untuk orang miskin dari pemerintah, “ Untungnya setiap bulan saya masih mendapat jatah beras miskin, jumlahnya lima liter, walau tidak cukup untuk sebulan, saya tetap bersyukur “ sebut Jawi sambil tersenyum.
Mendapat Kunjungan Dari Komunitas Peduli Sesama “ Mandar Siasayangngi”
Jumat siang kemarin (03/05/19), Jawi mendapat kunjungan dari sejumlah anggota komunitas Peduli Sesama Mandar Siasayangngi, yang fokus melakukan kegiatan dibidang sosial.
Dalam kesempatan ini, pengurus komunitas Mandar Siasayangngi , menyerahkan bantuan sejumlah uang dan sembako kepada Jawi,” apa yang kami berikan jumlah dan nilainya tidak seberapa, kami berharap bisa membantu meringankan beban nenek malang ini (Jawi), untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, apalagi sudah jelang bulan puasa “ ungkap salah satu pengurus, Risma.
Disebutkan, bantuan yang diberikan terkumpul dari dana yang diperoleh dari anggota komunitas, serta sumbangan sejumlah dermawan. (Thaya)