Home / Sosial / Cerita Remaja Selamat dari Banjir di Polman, Mengaku Sempat Ditolong Seekor Ular

Cerita Remaja Selamat dari Banjir di Polman, Mengaku Sempat Ditolong Seekor Ular

Firzan (14 tahun) , remaja yang selamat dari terjangan banjir di Desa Tandung, Kecaamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Juamt (18/11/2022).

POLEWALI MANDAR,- Remaja bernama Firzan (14 tahun) di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, selamat dari terjangan banjir setelah sempat terbawa arus. Firzan mengaku sempat mendapat pertolongan seekor ular, yang menariknya ke pohon kakao setelah berulang kali tenggelam.

Cerita Firzan viral setelah pengakuannya diunggah oleh pemilik akun facebook bernama Siti Mardewi, Sabtu (19/11). Unggahannya itu disertai caption ‘ Alhamdulillah ponakan ku selamat dari banjir..Dengan kekuasaan mu ya Allah ponakan ku selamat melalui se ekor ular Alhamdulillah ya Allah’

Hingga saat ini, unggahan video pendek tersebut telah dibagikan lebih 1.400 kali dan dibanjiri ratusan komentar pengguna media sosial.

Firzan merupakan remaja asal Desa Tandung, Kecamatan Tinambung. Anak pertama dari tiga  bersaudara pasangan Hadi dan Ani tersebut, membenarkan cerita tentang dirinya yang mendapat pertolongan seekor ular, ketika banjir dengan ketinggian mencapai dua meter, menerjang daerah ini,  sekira pukul 11:00 wita, Jumat (18/11).

“Waktu itu saya sudah hanyut dan sempat tenggelam, tetiba ada yang menarik tangan saya, sempat terpikir yang menarik adalah orang, tapi ternyata seekor ular,”kata Firzan, saat dijumpai wartawan di rumahnya, Senin (21/11/2022).

Menurut Firzan, ular yang menolongnya saat tenggelam, berukuran sekira dua meter. Ular tersebut melilit pergelangan tangannya, sementara tubuh ular yang lain melilit ke batang pohon kakao. Ular terebut seolah menjaga Firzan, hingga akhirnya menghilang setelah warga datang untuk melakukan evakuasi.

“Ukuran ularnya sekira sepanjang dua meter, ekornya melilit pada tangan kiri saya, sementara bagian tubuhnya yang lain melilit pada pohon coklat (kakao), ular itu seperti menjaga saya, lalu hilang setelah ada warga datang menggunakan perahu untuk menolong,”tuturnya.

Diceritakan Firzan, sesaat sebelum kejadian, dirinya dalam perjalanan menuju lokasi menggembala sapi bersama sang ayah. Rencananya, mereka akan mengamankan sapi peliharaan karena banjir mulai terjadi.

“Belum sampai di lokasi sapi, banjir tiba-tiba menerjang, membuat saya sempat terseret arus hingga berulang kali tenggelam,”ungkapnya.

Dijelasan Firzan, ular hitam yang menolongnya memiliki tanda berbentuk seperti huruf C pada bagian kepala, serta terdapat benda mirip lonceng yang menghasilkan suara pada bagian ekor. Firzan mengaku sempat merasa takut, apalagi ketika menyadari seekor ular melilit pergelangan tangan kirinya.

“Sempat takut ketika melihat ular itu, warnanya hitam mengkilat, seperti ada tanda C di kepalanya, seperti ada lonceng di ujung ekor,”imbuhnya.

Pada kesempatan sama, sang ayah Hadi juga mengaku heran dengan peristiwa yang dialami Firzan. Meski tidak memastikan kebenaran cerita tersebut, Hadi menyebut ada keajaiban. Sebab, Firzan yang tidak bisa berenang selamat meski sempat terseret arus hingga berulang kali tenggelam.

“Memang mengherankan, tapi ajaib, dia (Firzan) selamat padahal tidak bisa berenang, kalau dipikir-pikir dia tidak akan selamat, apalagi sempat tenggelam,”imbuh Hadi saat mendampingi Firzan.

Apalagi berdasarkan informasi yang diperoleh dari sejumlah warga, Firzan memang sempat terlihat terbawa arus. Hanya saja saat itu warga sulit memberi pertolongan karena kondisi arus sangat kencang. Firzan berhasil dievakuasi menjelang waktu Magrib, setelah hampir tujuh jam bertahan di pohon coklat bersama seekor ular.

“Jadi menurut cerita warga, dia (Firzan) sempat terlihat hanyut, orang yang melihatnya memilih menunggu di jembatan, nanti magrib baru ada tim memberikan pertolongan menggunakan perahu,”beber Hadi.

Hadi juga mengaku tidak mengetahui secara pasti seperti apa proses evakuasi Firzan. Setelah terpisah dengan Firzan yang diminta pulang lebih awal, Hadi menyebut jika dirinya juga sempat hanyut terbawa arus, hingga akhirnya mendapat pertolongan setelah malam hari.

“Saya juga sempat hanyut, malam baru mendapat pertolongan, jadi saya tidak tau secara persis bagaimana prosesnya,”imbuhnya.

Diakui Hadi, sesaat sebelum banjir menerjang, dirinya memang dalam perjalanan menuju lokasi tempat menggembalakan sapi, didampingi Firzam bersama dua orang lainnya.

“Di tengah perjalanan, saya meminta Firzan bersama temannya untuk kembali, karena air (banjir) sudah mulai naik,”tuturnya.

Perasaan heran dengan peristiwa yang dialami Firzan juga diungkapkan sang ibu, Ani. Meski sulit diterima  akal sehat, Ani menyebut peristiwa yang dialami anaknya adalah bukti kebesaran Tuhan, yang memberi pertolongan melalui seekor ular.

“Mungkin banyak yang tidak percaya, tapi inilah bukti kuasa Tuhan, yang memberikan pertolongan melalui seekor ular, apapun itu, saya bersyukur karena anak saya (Firzan) selamat,”ucap Ani.

Ani menerangkan, setelah dievakuasi warga, kondisi Firzan sangat lemah. Menurutnya, Firzan juga sempat merasa sakit dan terlihat lebam pada bagian pergelangan tangan kiri, yang dikabarkan dililit ular.

“Sempat lebam-lebam waktu datang, sakit juga na rasa  sampai ke tulang-tulangnya,”tutup Ani.

Banjir yang terjadi akibat tingginya curah hujan pada Jumat (18/11), menggenangi ribuan rumah warga pada 6 Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar. Selain merusak puluhan rumah warga, puluhan ternak sapi  dan kambing juga dilaporkan mati akibat terjangan banjir. (Thaya)

 

 

 

error: Konten terlindungi !!