Evakuasi Korban Tertimbun Batu di Tutar Gagal, Tebing Batu Runtuh diduga Akibat Gempa

Tutar,- Upaya petugas gabungan TNI-POLRI dibantu ratusan warga melanjutkan proses evakuasi korban tertimpa reruntuhan tebing batu di Desa Taramanu Tua, Kec.Tutar, Kab.Polman, pada hari ini Rabu (281118), menemui jalan bantu.

Beratnya medan menuju lokasi kejadian diperparah keterbatasan alat untuk membongkar reruntuhan batu berukuran besar, membuat petugas gabungan gagal menemukan jenazah Darmi (40 tahun). Petugas gabungan hanya berhasil menemukan potongan kaki, yang diduga milik korban Ida (27 tahun)

“ tentunya kita bisa lihat sendiri bagaimana medan menuju lokasi kejadian dan besarnya bebatuan yang diduga menimpa tubuh korban menjadi kendala bagi kita untuk melakukan evakuasi apalagi dengan alat seadanya “ ucap Kapolsek Tutar, Iptu H Hammadyah.

Bencana runtuhnya tebing batu yang merenggut dua korban jiwa ini terjadi pada hari selasa siang kemarin (271118). Korban diketahui dalam perjalanan menuju pulang ke rumah usai megumpulkan kemiri di kebun, dengan menyusuri jalan di sisi sungai. Namun naas, belum juga tiba di rumah, tebing batu setinggi 20 meter di sisi sungai tiba-tiba runtuh hingga menimpa kedua korban , sementara lainnya berhasil menyelamatkan diri setelah melompat ke dalam sungai.

Dua korban tewas diketahui bernama Darmi (40 tahun) dan anaknya Ida (27 tahun). Jenazah Ida telah ditemukan pada sore kemarin namun dalam kondisi yang tidak sempurna.

Tidak diketahui secara pasti penyebab runtuhnya tebing batu yang merenggut nyawa kedua korban, namun diduga kuat tebing tersebut menjadi labil akibat getaran gempa.

“ awalnya mereka ada delapan orang, cuman yang dua ini tidak berhasil menyelamatkan diri, kita juga tidak tau pasti apa pemicu runtuhnya tebing batu ini, tapi kuat dugaan ini pengaruh gempa yang berulang kali melanda Mamasa, apalagi getarannya cukup kuat juga dirasakan di daerah ini  “ ujar Kepala Desa Taramanu Tua, ILham.

Sekedar untuk diketahui, akses jalan menuju lokasi kejadian hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki menyusuri sungai sejauh 2 kilometer dari perkampungan dengan waktu tempuh mencapai satu jam. Untuk tiba lokasi kejadian ada 2 jalur yang dapat ditempuh warga, yang pertama melewati  sisi sungai dan memanjat sejumlah tebing batu agar tidak basah dan yang kedua melewati sisi sungai namun beberapa kali masuk ke dalam air. (Thaya)

__Terbit pada
28/11/2018
__Kategori
Peristiwa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *