Kericuhan warnai unjuk rasa massa gabungan di depan Kantor Bupati Polman, Senin siang (13/07/20).

Ricuh Unjuk Rasa Massa Gabungan di Polman, 3 Pendemo Babak Belur

POLEWALI,- Kericuhan kembali mewarnai aksi unjuk rasa massa gabungan, terdiri dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Aliansi Masyarakat Balanipa (AMB), menuntut pencopotan Plt Direktur RSUD Polman, dr Emy Purnama. Massa aksi saling dorong dan baku pukul dengan aparat keamanan.

Insiden terjadi di depan Kantor Bupati Polman, Jalan Manunggal, Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polman, Senin siang (13/07/20).

Kericuhan bermula, ketika upaya massa aksi menerobos masuk ke kantor Bupati Polman untuk menyampaikan aspirasi, terhalang barikade aparat keamanan dari Satpol PP.

Suasana makin memanas, saat tiga mahasiswa diamankan petugas dari Satpol PP dan Polisi yang ikut melakukan pengamanan. Massa aksi berontak menuntut rekan mereka dilepaskan.

“ Kasi keluar temanku, keluarkan temanku, temanku bukan pencuri “ teriak salah seorang massa aksi.

Ketegangan kembali terjadi, ketika tiga mahasiswa yang sempat diamankan terlihat babak belur , ketika dilepas bergabung bersama rekannya.

“ Kenapa sampai babak belur pak, kenapa sampai bengkak-bengkak, katanya aman-aman saja, kami hanya mendorong tapi bapak menggunakan pukulan “ ungkap massa aksi lainnya.

Keributan mereda, ketika massa aksi diperbolehkan masuk ke kantor Bupati, dan melakukan dialog dengan pejabat pemerintah setempat terkait tuntutan mereka.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Polman, Andi Bebas Manggazali menyebut, Plt Direktur RSUD Polman yang dituntut mundur lantaran dianggap lalai menangani pasien terkonfirmasi corona, telah mengundurkan diri, “ Jadi begini, kemarin saya dituntut saat mengikuti rapat pertama, saya sampaikan dipelajari dulu seperti apa karena ada tiga komponen, bagaimana regulasi, bagaimana manajemen,  bagaimana sarana prasarana pendukung rumah sakit dan sumber daya manusianya, keempat ini harus kami pelajari tidak serta merta mencopot, sementara proses berjalan direktur rumah sakit dengan sendirinya mengundurkan diri “ jelasnya kepada wartawan.

“ Setelah dia mengundurkan diri, pimpinan mempelajari dulu, kita pelajari seperti apa, kalau memang itu dianggap memang fatal berarti dicopot “ tegas Bebas.

Menanggapi jawaban Sekda Kabupaten Polman, Koordinator Aksi Sukri mengatakan bahwa tuntutan mereka telah terpenuhi, “ Selesai, tuntutan kami telah dipenuhi, sudah ada surat tadi diberikan pihak pemerintah daerah, persoalan pencopotan direktur RSUD Polewali, dan kemudian pengevaluasian akan ditindaklanjuti lagi, persoalan permohonan maaf dokter yang bersangkutan, akan meminta maaf ke media secara langsung atas kesalahan yang dilakukan “ jelasnya.

Terkait insiden keributan yang mewarnai aksi unjuk rasa, menyebabkan tiga mahasiswa terluka, Sukri mengaku akan melaporkan kejadian ini pada pihak berwajib, agar mendapat penanganan lebih lanjut, “ yang jelas insiden ini akan ditindaklanjuti, melapor kepada pihak yang berwajib “ ungkapnya.

Sukri juga menyebut aksi pemukulan dilakukan aparat dari Satpol PP dan Polisi “ Kita akan klarifikasi siapa yang dipukul dan akan melapor, yang pukul aparat dari Kepolisian dan Satpol PP, yang terluka banyak, ada luka bibir banyak kalau soal itu, kami akan lapor ke pihak yang berwajib “ tegasnya menyayangkan tindakan represif aparat saat mengamankan aksi unjuk rasa. (Thaya)

__Terbit pada
13/07/2020
__Kategori
Peristiwa, Sosial