Suka Duka Polisi di Polman, Jatuh Bangun-Bertaruh Nyawa Kawal Distribusi Logistik Pilkada
POLEWALI MANDAR,- Tahapan pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang digelar Rabu 27 November 2024 lalu telah usai. Meski berjalan sukses, banyak cerita mengiringi proses distribusi logistik pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Tidak terkecuali cerita suka dan duka yang dialami sejumlah personel Polisi saat mengawal distribusi logistik Pilkada hingga wilayah paling pelosok.
Seperti dikisahkan personel Polsek Wonomulyo, Bripda Dimas Aditiya. Dia mengaku harus bersusah payah untuk menjangkau tempat pemungutan suara (TPS) 5 di Dusun Lakkese, Desa Lenggo, Kecamatan Bulo.
Diketahui, Desa Lenggo merupakan salah satu wilayah sulit dijangkau karena infrastruktur jalannya masih sangat buruk.
“Medannya betul-betul ekstrim, terjal dan dipenuhi bebatuan besar serta harus menyeberangi beberapa sungai,” kata Dimas kepada wartawan, Rabu (04/12/2024).
Perjalanan Dimas menuju TPS 5 Lakkese dilakukan bersama beberapa teman seprofesinya dan warga setempat yang bertugas sebagai anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (TPS).
Meski jarak dari pusat kecamatan Bulo menuju TPS 5 Lakkese hanya puluhan kilometer, namun harus ditempuh Dimas bersama rombongan selama 9 jam.
“Start dari jam 2 siang tiba jam 11 malam, kawal kotak suara,” ungkapnya.
Bukan tanpa sebab. Selain karena akses jalannya masih rusak parah, Dimas bersama rombongan juga harus melalui akses jalan yang melintasi Kecamatan Mambi di Kabupaten Mamasa. Padahal TPS 5 Lakkese berada di wilayah Kabupaten Polewali Mandar (Polman).
“Perjalanannya lintas kabupaten, karena melintasi wilayah Mambi di Kabupaten Mamasa. Menurut warga ini adalah jalur yang paling mudah dilalui untuk menjangkau dusun Lakkese,” ujarnya.
Lebih lanjut Dimas mengungkapkan, jika selama perjalanan dirinya berulang kali terjaruh. Kondisi serupa juga dialami rekannya yang lain.
Dimas juga mengaku hampir selama perjalanan harus menahan rasa sakit, lantaran pergelangan kakinya mengalami luka bakar usai terkena knalpot sepeda motor ketika terjatuh.
“Kalau jatuh berulang kali, sampai ini kaki kena knalpot. Karena tidak ada obat, ditahan-tahan saja sakitnya demi tugas,” ujar pemuda berusia 20 tahun itu.
Dimas menuturkan, jalan terjal dan licin usai diguyur hujan bukanlah tantangan satu-satunya yang harus dilalui untuk menjangkau TPS 5 Lakkese. Dia juga harus menyabung nyawa saat melintasi sejumlah sungai berarus deras di malam hari.
“Ada dua sungai yang arusnya deras, itu belum termasuk anak sungai. Ketinggian air sampai di dada, jadi motor harus diangkat. Kita juga sangat berhati-hati karena bawa kotak suara,” tutur pemuda kelahiran 2004 asal Desa Kebunsari, Kecamatan Wonomulyo itu.
Anggota Unit Lalu Lintas Polsek Wonomulyo itu juga mengaku sempat merasa takut saat melanjutkan perjalanan di malam hari dengan kondisi cahaya sangat minim. Dia khawatir dengan keberadaan binatang buas di jalur yang dilalui.
“Ada rasa takut, khususnya binatang buas, ular. Apalagi sempat juga dengar suara-suara ular,” ujarnya.
Dia menambahkan, tugas sebagai pengamanan TPS adalah pengalaman baru baginya sejak dilantik sebagai anggota Polri. Dia bangga dapat menjalankan tugas dengan baik demi suksesnya pelaksanaan Pilkada serentak.
“Kalau tugas sebagai pengamanan TPS baru pertama sejak jadi polisi. Meski harus susah payah menjangkau wilayah tugas, saya bangga karena dapat melaksanakan tugas dengan baik,” pungkas Dimas. (thaya)