PACEKO.COM, SULBAR,- Pada penghujung Januari lalu, Wakil Ketua DPRD Sulawesi Barat Usman Suhuriah secara marathon menyambangi masyarakat di dua kecamatan, Campalagian dan Luyo. Dalam pertemuan dengan masyarakat pada kunjungan kerja/reses, politisi Partai Golkar itu mendengar dan mencatat setidaknya 74 poin aspirasi.

Kunjungan kerja/reses pada dua kecamatan, dipusatkan di tiga lokasi. Yaitu Desa Botto, Kecamatan Campalagian, dan Desa Mambu serta Tenggelang (Luyo).

Puluhan poin aspirasi yang disuarakan berbagai elemen masyarakat, menurut Usman Suhuriah, merupakan gambaran problematika dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

“Berbagai permasalahan yang disampaikan  masyarakat, kalau diklasifikasi setidaknya ada 74 poin usulan sebagai aspirasi,” jelas politisi Partai Golkar itu. Aspirasi itu merupakan gambaran problematika masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Puluhan poin aspirasi itu terdiri berbagai bidang, diklasifikasi terbagi pada aspek kesehatan, pendidikan, keagamaan, dan infrastruktur.

Rangkuman aspirasi dari pelaksanaan reses, akan dituangkan dalam pokok-pokok pikiran anggota DPRD. Selanjutnya disinkronisasikan dengan rencana kerja pembangunan daerah (RKPD). Lalu akan diklasifikasi mana yang layak mana yang tidak. “Tapi kita berharap seluruh aspirasi dapat terakomodir,” tukasnya.

Kegiatan reses dilakukan dengan metode dialog. Juga dengan testimoni peserta agar ada pendalaman terhadap masalah. Dua metode tersebut, menurut Usman Suhuriah,   cukup efektif dan partisipatif untuk menggali informasi dan kondisi masyarakat sehari-hari.

Mantan penggiat LSM itu menyebut, penetapan kecamatan Campalagian dan Luyo melaksanakan reses, karena pertimbangan wilayah yang luas dan berbagai permasalahan yang dihadapi.

Tiga desa dipilih sebaai lokasi pelaksanaan reses, mengundang perwakilan masyarakat desa/kelurahan tetangga (di sekitarnya). Cara tersebut, dianggap efektif mengingat wilayah yang luas, sehingga bisa mendengar lebih banyak aspirasi masyarakat. (ADVETORIAL)