Senyum Pasutri Lansia di Ongko-Polman, Mimpi Miliki Rumah Layak Diwujudkan Satgas TMMD
Rumah layak huni yang dikerjakan Satgas TMMD ke 116 Kodim 1402/Polman di Desa Ongko, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar. (ist).

Senyum Pasutri Lansia di Ongko-Polman, Mimpi Miliki Rumah Layak Diwujudkan Satgas TMMD

POLEWALI MANDAR,- Pasangan suami istri (pasutri) bernama Abdul Razak (85 tahun) dan Asimuna (70 tahun) di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, kini tersenyum bahagia. Mimpinya memiliki hunian layak dan nyaman terwujud berkat Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 116 Kodim 1402/Polman.

“Saya kaget, sempat tidak percaya kalau akan dibantu karena kita orang susah. Ternyata betul, rumah saya diperbaiki oleh bapak-bapak tentara,” kata Asimuna saat dijumpai wartawan, Minggu (28/05/2023).

Abdul Razak dan Asimuna merupakan pasutri berusia lanjut (lansia), warga Dusun Padang Timur, Kecamatan Campalagian. Perjalanan menuju Dusun ini menempuh waktu selama lebih kurang 15 menit dari jalan trans Sulawesi di Pasar Campalagian. Akses jalan menuju kediaman pasutri lansia ini melewati jalan aspal dan beton, dengan kontur jalan berkelok serta naik turun.

Minggu siang (28/05), cuaca di Dusun Padang Timur tampak cerah. Terlihat sejumlah pria bertubuh kekar sedang menyelesaikan proses rehabilitasi rumah berukuran sekira 5 x 7 meter yang menarik perhatian. Mereka tampak bersemangat, walau keringat terus bercucuran membasahi kulit.

Dari jarak beberapa meter terlihat Abdul Razak bersama istrinya Asimuna. Keduanya duduk di atas tumpukan kayu usang yang tersusun rapi di bawah pohon rindang. Mata keduanya tampak berkaca-kaca, seolah tidak percaya gubuk reotnya kini telah berubah menjadi hunian yang lebih layak.

Sesekali Asimuna beranjak dari tempat duduknya. Sekedar memantau proses akhir rehabilitasi rumahnya, sembari menawarkan kopi dan gorengan kepada sejumlah pria kekar yang merupakan anggota Satgas TMMD ke 116 Kodim 1402/Polman.

“Sudah lebih 10 tahun kami tinggal di rumah itu dengan kondisi seadanya. Kami selalu bermimpi untuk memperbaiki rumah,  tapi tidak ada uang, ” ungkap Asimuna lirih.

Menurut Asimuna, gubuk reot yang sejak beberapa tahun terakhir menjadi istana bersama sang suami Abdul Razak, kondisinya sangat memprihatinkan.

Betapa tidak, seluruh material gubuk berbentuk rumah panggung itu menggunakan bahan bekas pemberian warga. Lantai dan dinding rumah menggunakan bambu dan papan. Sementara atapnya dari seng bocor bercampur rumbia.

“Kami kerap merasa takut rumah ini akan roboh, apalagi saat angin kencang membuat rumah terasa bergoyang. Tidak jarang juga kami harus tidur dalam kondisi kehujanan apalagi malam hari, karena banyak atap yang kondisinya sudah bocor,” tutur Asimuna.

Selain itu, Asimuna bersama sang suami Abdul Razak juga kerap harus menghabiskan malam dalam kondisi kegelapan. Sebab gubuknya tidak memiliki meteran listrik mandiri. Sambungan listrik didapatkan dari rumah tetangga.

“Kadang kalau tetangga lupa, saya harus teriak dulu minta tolong baru lampunya menyala,” imbuhnya.

Diakui Asimuna, suaminya Abdul Razak dulu bekerja sebagai pekebun dengan penghasilan pas-pasan. Sudah sepuluh tahun terakhir Abdul Razak tak mampu lagi bekerja karena kerap sakit-sakitan.

“Suami selalu sakit, mau dibelikan obat, tapi apa mau dibelikan, uang untuk makan sehari-hari saja sangat sudah,” tandasnya.

Selain mengandalkan bantuan warga yang berempati, untuk menopang biaya hidup sehari-hari, Asimuna mengaku beternak beberapa ekor ayam. Saat sudah terdesak, ayam tersebut dijual agar mendapatkan uang.

“Pelihara ayam beberapa ekor, dijual kalau sudah tidak ada uang. Kadang ada juga orang singgah kasih bahan makanan,” imbuh ibu 5 anak ini.

Sebenarnya, gubuk yang menjadi tempat tinggal Asimuna bersama Abdul Razak, sudah berulang kali mendapat kunjungan dari pihak terkait. Asimuna bersama Abdul Razak juga sudah sering mengajukan agar rumahnya mendapat bantuan. Namun bantuan yang diharapkan tidak pernah terwujud, hingga akhirnya Satgas TMMD ke 116 Kodim 1402/Polman hadir di kampung halamannya.

Asimuna mengaku sangat bersyukur, penantiannya memiliki rumah layak yang sudah lama diimpikan akhirnya terwujud. Dia mengaku akan merawat rumah tersebut, untuk ditempati menghabiskan masa tuanya bersama Abdul Razak.

“Saya menangis tidak menyangka rumahkua akan diperbaiki, saya peluk satu-satu itu semua tentara yang datang ke sini,” pungkas Asimuna bahagia.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Ongko Sahariah mengungkapkan,  masih ada sedikitnya 30 rumah warga di wilayahnya yang perlu mendapat perhatian. Menurutnya, pada tahun 2016 lalu desa Ongko pernah mendapat bantuan program bedah rumah sebanyak 68 unit.

“Ada kurang lebih 30 rumah tidak layak, memang ada ini satu kondisinya yang sangat memprihatinkan, kecil memang,” ujar Sahariah.

“Setelah itu tidak pernah ada lagi, padahal masih ada beberapa rumah yang tersisa belum dibedah,”sambung Sahariah.

Sahariah mangaku berterima kasih dan mengapresiasi keberadaan Satgas TMMD ke 116 Kodim 1402/Polman yang melaksanakan sejumlah program di desanya. Salah satunya renovasi rumah tidak layak huni.

“Seandainya semua rumah bisa dibedah oleh tentara kami akan sangat merasa bahagia. Tapi kami tetap syukuri meski cuman satu rumah saja,” imbuhnya sambil tersenyum

Sementara Dansatgas TMMD ke 116 Kodim 1402/Polman, Letkol Czi Masni Etha Yanurianedhi, M.Tr.(Han) mengungkapkan, program rehabilitasi  rumah tidak layak huni bertujuan meningkatkan kelayakan hidup masyarakat kurang mampu.

“Kita berharap setelah TMMD usai tidak ada lagi warga yang atap rumahnya bocor,” ungkap Masni Etha dalam keterangannya yang diterima wartawan.

Dia mengatakan, rehabilitasi rumah tidak layak huni merupakan sasaran tambahan dalam program TMMD ke 116 Kodim 1402/Polman.

“Selama pengerjaan tentu ada dukungan dan kerjasama yang baik antara Satgas TMMD dengan masyarakat dan pemerintah setempat. Semoga apa yang kita lakukan nantinya dapat digunakan dalam waktu lama,” pungkas Masni Etha.  (thaya)

 

 

__Terbit pada
06/06/2023
__Kategori
Polhukam, Sosial