Sudirman, eksportir briket arang yang berpusat di Desa Parappe, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar.

Inspiratif, Pemuda Campalagian Sukses Jadi Eksportir Briket Arang

CAMPALAGIAN,- Kisah inspiratif datang dari Desa Parappe, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar. Salah seorang warga bernama Sudirman (39 Tahun), sukses menjadi pengusaha arang yang telah diekspor ke beberapa negara.

Sudirman menceritakan, usaha briket arang yang membuatnya sukses seperti sekarang, dirintis pada tahun 2017. Berawal dari rasa penasaran, saat mengetahui sejumlah warga dari luar Sulawesi berdatangan dan membeli arang warga di daerah ini, dengan harga tinggi, “ Karena penasaran itu, saya akhirnya mengamati aktivitas jual beli arang di daerah ini, saya foto dan posting di sosial media, hingga mendapat respon dari banyak warga termasuk salah seorang pengusaha dari Yordania “ kata pria yang akrab disapa Udi,  kepada wartawan saat berkunjung ke pabriknya, Senin (06/07/20).

Berawal dari komunikasi melalui sosial media itu , Sudirman mengagendakan pertemuan dengan pengusaha asal Yordania, yang akhirnya berkunjung ke Polewali Mandar, untuk melihat ketersedian bahan baku arang di daerah ini, “ Awalnya saya tidak percaya, ketika pengusaha asal Yordania yang saat ini menjadi mitra bisnis saya akan datang, apalagi waktu itu saya tidak punya modal, uang di kantong tersisa 300 ribu rupiah, tetapi saya nekat dan memberanikan diri menjemput pengusaha itu ke Makassar, membawanya ke kampung untuk melihat arang produksi warga dan ketersediaan bahan bakunya “ ungkapnya.

“ Apalagi saya sadar, saya tidak memiliki pendidikan tinggi, kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa asing juga tidak ada, tapi karena nekat dan yakin, akhirnya saya berusaha, selain menggunakan google translate yang juga mencoba berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat “ sambung Udi sembari tertawa.

Berkat keyakinan dan kerja keras memanfaatkan kepercayaan pengusaha yang dikenalnya melalui aplikasi sosial media Facebook,  dalam waktu singkat Sudirman sukses menjadi pengusaha briket arang, “ Awalnya arangnya saya produksi sendiri, apalagi disini sumber daya melimpah, khususnya tempurung kelapa dan kayu, namun sekarang kita fokus pada proses pembuatan briket saja, arangnya kita datangkan dari pengusaha lokal “ ungkap Sudirman yang juga pernah menggeluti profesi sebagai pengumpul besi tua.

Sejumlah warga sedang mengepak, briket arang, sebelum diekspor ke Yordania dan Mesir.

Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Sudirman mengaku telah mempekerjakan sedikitnya 200 karyawan, yang mampu memproduksi briket arang sebanyak 4 ton perhari, “ Sebenarnya jumlah ini masih kurang, jika dibandingkan permintaan pasar yang terus bertambah, hanya saja tempat kita di sini yang belum memadai, semoga ke depan bisa dikembangkan, agar bisa menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi “ harapnya.

Pelibatan tenaga kerja dalam usaha briket arang ini, lebih memfokuskan pada warga lokal, “ Jadi kita lebih fokus pada warga lokal, apalagi cukup banyak warga di daerah ini yang kehilangan pekerjaan, sejak pemanfaatan teknologi mesin dalam proses panen “ kata Sudirman, sembari menunjukkan proses pembuatan briket arang.

Dalam sebulan, Sudirman mengaku mampu mengekspor 75 ton briket arang, yang terbagi dalam tiga kontainer, “ Sejauh ini rata-rata yang kita ekspor hanya tiga kontainer, masing-masing kontainer berisi 25 ton briket arang “ ujarnya.

Disebutkan Sudirman, Yordania dan Mesir merupakan dua negara yang menjadi langganan pemesan briket arang yang diproduksinya. Diakui, dirinya belum terpikir untuk melakukan pemasaran briket arang di tingkat lokal, “ Saat ini dua negara itu yang menjadi fokus pemasaran kita, apalagi kualitas briket arang kita sudah tidak mereka ragukan lagi,  kita juga belum terpikir memasarkan di dalam negeri, karena permintaanya sangat sedikit “ terang Sudirman.

Dia mengaku, briket arang yang diekpor Yordania dan Mesir, dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk memanaskan shisha, berupa tabung yang dilengkapi dengan pipa panjang, alat yang biasa digunakan warga timur tengah untuk menghisap rokok.

MENIKMATI SHISHA : Sudirman memperlihatkan pemanfaatan briket arang yang diekpornya, untuk memanaskan tabung shisha.

Sudirman bersyukur, lantaran pandemi virus corona yang hampir melanda seluruh dunia, tidak berdampak pada aktivitas ekspor briket arang miliknya, “ Alhamdulillah, ekspor kita setiap bulan tetap berjalan rutin, kendati demikian protokol kesehatan selama proses produksi tetap kita terapkan untuk mengantisipas hal tidak diinginkan “ tandasnya.

Kendati telah sukses menjadi pengusaha briket arang dengan omset yang tidak sedikit, tidak lantas membuat Sudirman menjadi tinggi hati. Dirinya tetap terlibat aktif dalam proses produksi briket bersama karyawan, yang turut memberi andil hingga membuatnya sukses seperti sekarang.

Selain sebagai upaya untuk mempererat rasa kekeluargaan dengan para karyawan, upaya tersebut juga dilakukan guna menjaga kualitas briket arang yang diproduksinya.

Baginya, kesuksesan tidak melulu hanya diukur dengan seberapa banyak rupiah yang bisa dikumpulkan. Membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya merupakan salah satu tujuan utamanya, “ Sekarang yang terpenting, bagaimana kita bisa membuka lapangan yang sebanyak-banyaknya, agar tidak ada lagi pengangguran di sekitar kita “ pungkasnya. (Thaya)

__Terbit pada
06/07/2020
__Kategori
Inspirasi, Sosial