Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar memberikan sambutan dalam seminar 'Eksistensi Diaspora Kolonisasi Mapilli, yang berlangsung di Pendopo Kantor Camat Wonomulyo, Kamis (16/03/2023).

Hari Jadi Wonomulyo Diusulkan Tanggal 1 September 1937

WONOMULYO,- Kedatangan pertama kolonisasi atau transmigran dari Pulau Jawa pada 1 September 1937 di Mandar diusulkan untuk ditetapkan secara resmi sebagai Hari Jadi Wonomulyo. Usulan itu akan disampaikan kepada Pemkab Polewali Mandar, sebagai tindak lanjut Seminar Hari Jadi Wonomulyo.

Seminar dibuka Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar. Bupati menyatakan salut dan mengapresiasi terlaksananya seminar untuk memastikan hari lahir Wonomulyo. Selain itu, dalam seminar muncul ide-ide baru untuk kemajuan daerah dan masyarakat.

“Saya senang terlaksananya seminar ini. Selain untuk mengetahui kepastian hari lahir Wonomulyo, dalam seminar selalu muncul ide-ide baru untuk kemajuan daerah dan masyarakat,” kata Andi Ibrahim Masdar, Kamis (16/03/2023).

Seminar berlangsung di Pendopo Kantor Camat Wonomulyo, Kamis (16/03). Hadir pada acara tersebut Wakil Ketua DPRD Sulbar Abd Halim dan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar Andi Harun Al-Rasyid.

Peserta seminar terdiri berbagai stakeholder, termasuk para kepala desa dan tokoh masyarakat diaspora Jawa di Wonomuyo.

Hari Jadi Wonomulyo tanggal 1 September 1937 merupakan salah satu tawaran yang muncul dalam seminar. Tawaran atau opsi lain adalah tanggal 5 Oktober 1948 yang merujuk pada perubahan nama daerah kolonis Mapilli menjadi Wonomulyo. Selain itu, tanggal 22 April 1937 yang merujuk pada besluit pemerintah kolonial Belanda yang memutuskan Mapilli dipersiapkan sebagai tempat kolonis Jawa.

Opsi yang mengemuka mengenai waktu atau momentum yang tepat menjadi dasar penetapan hari jadi Wonomulyo menjadi perdebatan peserta seminar.

Dua narasumber seminar; sejarawan Dr Abdul Rahman Hamid, dosen Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung yang banyak meneliti tentang Mandar, dan tenaga ahli yang mewakili Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Narasumber Abd Rahman Hamid mengatakan kehadiran orang Jawa di Mandar pada 1937 melalui program kolonisasi merupakan tonggak penting dalam hubungan lintas suku bangsa dan agama dalam bingkai kebhinnekaan di Tanah Mandar.

“Dari sini kita belajar bagaimana proses menjadi sebuah bangsa besar yang mengedepankan sikap saling percaya, terbuka, dan saling menghargai untuk mewujudkan kehidupan bersama yang harmonis,”tuturnya.

Seminar Hari Jadi Wonomulyo merupakan kelanjutan dari Focus Grup Discusssion (FGD) “Eksistensi Diaspora Kolonisasi Mapilli” awal Desember 2022 lalu. Kegiatan difasilitasi Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sukawesi Barat.

Ketua panitia penyelenggara seminar, Ichsan Sahibuddin menyatakan bersyukur dan terima kasih kepada semua pihak selesainya dua kegiatan mengenai penelusuran sejarah Hari Jadi Wonomulyo, yaitu FGD dan seminar.

“Hasil seminar akan segera kita sampaikan kepada Pemkab. Kita berharap segera ada keputusan penetapan Hari Jadi Wonomulyo untuk menjadi landasan melaksanakan peringatan Hari Jadi Wonomulyo,” jelas ketua panitia seminar, Ichsan Sahibuddin. (emd/thaya)

__Terbit pada
17/03/2023
__Kategori
Pemerintahan, Sosial