Dua Kelompok Remaja di Campalagian Juga Berkelahi Akibat Perang Senjata Mainan
CAMPALAGIAN,- Perang senjata mainan berbahaya hingga berujung perkelahian dua kelompok remaja kembali berulang.
Kali ini terjadi di Lapangan Garuda, Desa Lapeo, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, Sabtu sore (08/06/19).
Dua kelompok remaja peserta perang senjata mainan yang berasal dari Desa Pappang, Desa Bonde, Desa Kenje, Desa Laliko dan Desa Lapeo, terlibat perkelahian setelah sebelumnya saling tembak menggunakan senjata mainan, dari jarak yang sangat dekat.
Tidak hanya saling kejar, remaja yang berjumlah puluhan orang ini juga saling serang menggunakan pukulan dan tendangan, bahkan sejumlah senjata mainan terlihat dimanfaatkan untuk memukul kelompok lawan.
Berulang kali perang senjata mainan melibatkan dua kelompok remaja ini dibubarkan warga untuk mencegah terjadinya perkelahian, namun tidak berselang lama para remaja peserta perang senjata mainan ini kembali berkumpul dan terlibat saling tembak hingga akhirnya berkelahi.
Seolah tidak merasakan takut, salah seorang warga yang berupaya membubarkan aksi perang-perangan yang dilakukan dua kelompok remaja ini, justru menjadi sasaran tembak puluhan remaja yang menolak dibubarkan.
Saling ejek diduga kuat menjadi pemicu perkelahian dua kelompok remaja, saat terlibat perang-perangan menggunakan senjata mainan berbahaya ini. Tidak ada korban dalam peristiwa ini, remaja yang menjadi peserta perang senjata mainan berbahaya yang berulang kali diwarnai perkalahian ini akhirnya membubarkan diri saat adzan magrib mulai dikumandangkan.
Kendati perang-perangan senjata mainan berbahaya ini sudah menjadi tradisi yang digelar anak-anak dan remaja di daerah ini, setiap hari raya tiba, warga mengaku resah lantaran kegiatan ini kerap berujung perkelahian, “ Hari ini saja perkelahian dua kelompok remaja ini sudah terjadi sebanyak tiga kali, ini sangat mengkhawatirkan dan berbahaya karena walau sudah berulang kali dilarang bahkan dibubarkan, mereka seperti tidak ada kapoknya “ ujar salah seorang warga, Ramli ketika dikonfirmasi wartawan, usai membubarkan aksi perang-perangan ini.
“ Biasanya perang-perangan menggunakan senjata mainan berbahaya ini dilakukan selama liburan hari raya saja, namun biasa berlangsung dari pagi hingga sore hari “ lanjut Ramli menambahkan.
Pengawasan dari semua pihak sangat diharapkan, agar permainan yang digelar dengan alasan wujud kebahagiaan anak-anak dan remaja merayakan idul fitri, tidak ternoda dengan peristiwa perkelahian yang bisa berbuntut panjang. (Thaya)










