
Babinsa Kodim 1402/Polman Bantu Anak Sekolah Seberangi Sungai Pakai Rakit gegara Jembatan Hanyut
POLEWALI MANDAR- Babinsa Kodim 1402/Polman turun tangan membantu anak sekolah menyeberangi sungai pakai rakit gegara jembatan hanyut di Desa Tapua, Kecamatan Matangnga. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan keamanan anak sekolah saat menyeberangi sungai yang arusnya cukup deras.
“Sejak jembatannya hanyut, masyarakat setempat masih menggunakan rakit bambu sebagai alat penyeberangan. Babinsa kami tetap standby untuk membantu, terutama anak-anak sekolah yang setiap hari harus melintasi sungai,” kata Danramil 1402-02/Wonomulyo, Kapten Inf Subarkah dalam keterangannya, Sabtu (29/11/2025).
Untuk diketahui, jembatan sepanjang 33 meter di Desa Tapua hanyut diterjang banjir luapan Sungai Masunni. Sejak saat itu, warga yang ingin beraktivitas termasuk anak sekolah mengandalkan rakit bambu sebagai sarana untuk menyeberangi sungai.
Rakit bambu yang digunakan dibuat secara gotong royong anggota Kodim 1402/Polman dan warga setempat beberapa hari setelah jembatan hanyut.
Ketika arus sungai kembali deras, Babinsa Kodim 1402/Polman dengan sukarela masuk ke dalam sungai untuk mengawal warga khususnya anak sekolah yang hendak menyeberangi sungai menggunakan rakit.
Meski cukup berbahaya, kebersamaan antara TNI dan warga menjadi penyemangat bagi mereka untuk melalui kesulitan akibat putusnya jembatan.
Tawa riang anak-anak yang tetap semangat ke sekolah meski harus menyeberangi sungai menggunakan rakit bambu, menjadi pemandangan mengharukan sekaligus menjadi bukti bahwa pendidikan tetap harus berjalan.
Subarkah dan warga berharap, pemerintah daerah segera membangun jembatan baru. Apalagi jembatan yang putus merupakan salah satu akses utama yang biasa dilalui warga termasuk untuk memasarkan hasil bumi dan memasok kebutuhan pokok dari kota menuju desa.
Diberitakan sebelumnya, jembatan sepanjang 33 meter hanyut diterjang banjir luapan Sungai Masunni akibat curah hujan tinggi di Desa Tapua, Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polman, Sulbar. Putusnya jembatan menyebabkan 4 dusun terisolir.
“Sejak satu minggu ini curah hujan tinggi, barusan ini hanyut (jembatan), habis semua. Ada empat dusun terisolir, hanyut jembatan, sudah tidak ada yang bisa dilalui,” kata Kepala Desa Tapua, Ahmad kepada wartawan melalui sambungan telepon, Rabu (21/05). (zik/thaya)







