Ditinggal Orang Tua, Gadis Cilik Putus Sekolah dan Berjualan Buah Sukun

TAPANGO,- Kondisi memprihatinkan ini dijalani Mita Nur, bungsu dari tiga bersaudara dari ayah bernama Aco dan ibu bernama Anti, warga Desa Baru, Kecamatan Luyo, Kabupaten Polewali Mandar.

Sudah beberapa hari terakhir, Mita yang mengaku baru berusia 9 tahun, kerap terlihat duduk sendiri di pinggir jalan poros Desa Palatta, Kecamatan Tapango, sambil menjaga beberapa buah sukung yang digelar diatas selembar karung.

Saat penulis menghampirinya, Minggu sore (27/01/19), Mita mengaku sedang menunggu pembeli “  saya yang menjual om, bantu nenekku, satu tempat berisi 4 buah sukung harganya 10 ribu  “ ujar Mita sambil menawarkan dan merapikan susunan buah sukung di depannya.

Lantaran merasa iba melihat kondisinya yang berjualan sendiri di pinggir jalan dengan usianya yang masih sangat muda, sayapun mencoba menggali informasi lebih jauh tentang dirinya “ saya sudah lama jualan buat bantu-bantu nenek, biasanya dalam sehari bisa dapat 30 ribu rupiah, buah sukungnya saya kumpul bersama nenek di kebun saat subuh “ cerita Mita.

Ketika ditanya tentang keberadaan kedua orang tuanya, Mita mengaku sejak kecil telah berada dalam asuhan sang nenek yang biasa dipanggil dengan sebutan kindo (mama) “  ayah dan ibuku pergi merantau, sudah sangat lama, mereka juga sudah pisah,  makanya saya dititipkan di rumah nenek, kedua saudaraku juga tinggal di rumah keluarga yang lain “ ungkap Mita.

Ironis, Mita yang bercita-cita menjadi seorang dokter ini, mengaku terpaksa putus sekolah lantaran tidak mendapat ijin dari orang tuanya “ dilarang orang tua bersekolah, saya takut “ ujarnya lirih.

Sejak berhenti bersekolah, Mita mengaku kerap menghabiskan waktu bermainnya dengan berjualan buah sukung untuk membantu Kindo yang merawatnya.

Namun sayang, dalam pertemuan ini penulis gagal mendapatkan informasi lebih jauh tentang Mita, lantaran sang nenek yang merawatnya dan bisa memberikan informasi tambahan, belum kembali dari kebun.

Salah seorang warga mengaku, Nenek mita memang berasal dari daerah Panyingkul, Desa Baru, Kecamatan Luyo, yang pada waktu tertentu kerap terlihat menempati salah satu rumah kebun di Desa Palatta untuk menjaga buah-buahan hasil  kebun miliknya. Hampir sepanjang hari, saat sang nenek berada di kebun, Mita kerap di dapati duduk sendiri di pinggir jalan, sambil menjaga dagangan buah sukung miliknya.

Terlepas dari persoalan keluarga yang dialaminya, Mita merupakan anak yang berhak mendapatkan pendidikan layak dan waktu bermain cukup seperti anak-anak pada umumnya.  Namun sayang sekelumit persoalan anak seperti yang dialami Mita, kadang terlupakan bahkan tidak jarang disepelekan, walau pemerintah wajib memberikan perhatian sesuai amanat undang-undang. (Thaya)

 

 

__Terbit pada
27/01/2019
__Kategori
Pendidikan, Sosial

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.