![](https://paceko.com/wp-content/uploads/2025/02/080225-Kue2.jpg)
Cerita Perempuan di Polman Sukses Bisnis Kue Minyak-Baruas Omset Jutaan
POLEWALI MANDAR,- Perempuan bernama Ririn Erisam (28) di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, sukses menekuni usaha kue minyak dan kue baruas dengan omset jutaan per bulan. Bisnis kue tradisional ini dijalankan dengan memberdayakan emak-emak termasuk yang sudah berusia lanjut sebagai tenaga kerja.
Rumah produksi kue tradisional milik Ririn terletak di Dusun Ancole, Desa Katumbangan Lemo, Kecamatan Campalagian.
Proses produksi kue di tempat ini masih dilakukan dengan cara sederhana serta menggunakan alat tradisional.
Salah satunya pemanfaatan tungku tanah sebagai oven pemanggang kue. Tungku tersebut dipanaskan menggunakan sabut kelapa yang diletakkan pada bagian bawah dan atas tungku.
Tidak hanya menghasilkan panas yang mampu membuat kue matang merata dalam waktu singkat, tetapi juga memberi cita rasa khas dari setiap kue yang dihasilkan.
“Itu yang menjadi ciri khas, makanya kami tetap mempertahankan penggunaan oven tradisional. Apalagi, pembeli senang kalau kami pakai oven dari tungku tanah karena rasa kue yang dihasilkan lebih khas,” kata Ririn kepada wartawan, Sabtu (08/02/2025).
Diakui Ririn, usaha kue yang ditekuninya telah dijalankan sejak tahun 2016 lalu. Bermula ketika dirinya kerap mendapat permintaan warga untuk dibuatkan kue.
“Awal mulanya kemarin sistemnya terima jasa pembuatan kue. Awal tahun 2016 saya posting di facebook, sekedar coba-coba, ternyata responnya orang-orang bagus, apalagi proses pembuatan kuenya masih tradisional,” ungkapnya.
Ririn mengaku sengaja fokus menekuni usaha kue tradisional, karena peminatnya cukup banyak serta bahan yang dibutuhkan mudah didapatkan.
“Selain prosesnya mudah, bahan untuk membuat kue minyak dan kue baruas ini gampang kita dapatkan. Semuanya memanfaatkan sumber daya lokal, seperti tepung beras, minyak kelapa, telur juga gula merah, semuanya berasal dari daerah sini,” bebernya.
Dia juga mengaku sengaja melibatkan emak-emak khususnya yang telah berusia lanjut dalam proses pembuatan kue, untuk memberdayakan ekonomi masyarakat setempat.
“Karena disini kebanyakan ibu-ibu pekerjaannya mencari kelapa, karena sumber kelapanya banyak sekali. Jadi bagaimana ibu-ibu yang sudah tidak kuat pergi ambil kelapa, kita ajak buat kue untuk tambahan uang harian,” ujarnya.
Diakui Ririn, pemasaran kue tradisional buatannya telah menjangkau sejumlah daerah di Indonesia. Dia juga telah memiliki sedikitnya 10 reseller untuk membantu proses pemasaran .
“Alhamdulillah, sekarang sudah punya 10 reseller. Kalau pemasaran sudah ke luar pulau Sulawesi, Kalimantan, Papua sampai Malaysia,” terang sarjana jurusan ekonomi syariah itu.
Menurut Ririn, omset yang diperoleh dari hasil berjualan kue tradisional ini mencapai sejuta rupiah per bulan. Namun pada jelang hari raya Idul Fitri permintaan meroket dengan omset mencapai Rp 50 juta rupiah.
“Kalau rata-rata omset bulanan itu satu juta rupiah. Tapi kalau mau hari raya itu membludak sampai 50 juta rupiah,” pungkasnya meyakinkan. (thaya)