Patung pejuang di taman bambu runcing Polman butuh perhatian.

Tak Terawat, Patung Pejuang di Taman Bambu Runcing Polman Rusak

POLEWALI MANDAR,- 3 patung pejuang tampak tidak terawat di taman bambu runcing Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Bahkan 2 dari 3 patung kini mengalami kerusakan.

Pantauan wartawan di lokasi, Kamis (09/01), 3 patung pejuang yang tampak kusam dan sudah rusak itu berada di tengah taman,  Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Polewali, Kecamatan Polewali.

Ketiga patung tersebut dibangun di atas tugu setinggi lebih kurang dua meter dengan posisi berdempetan. Ketiga patung tampak memegang bambu runcing dengan gaya berbeda.

Satu patung di bagian depan  tampak menekuk lutut dan menunjuk ke depan. Jari bagian telunjuk patung itu terlihat patah.

Patung lain tampak berdiri seolah ingin menyerang musuh menggunakan bambu runcing.

Sementara patung lain di bagian belakang tampak berteriak sambil memandang ke langit, seolah ingin menunjukkan semangat melawan penjajah. Patung ini menggenggam bambu runcing yang kondisinya juga sudah patah.

Lurah Polewali Abdul Karim mengungkapkan, awalnya di taman tersebut terdapat monumen bambu runcing sebagai simbol perjuangan melawan penjajah. Seiring berjalannya waktu, monumen bambu runcing itu diganti dengan patung pejuang.

Meski begitu, Karim tidak bisa memastikan kapan dan bagaimana pembangunan ketiga patung pejuang tersebut dimulai.

“Sekitar 1960 taman ada (monumen) bambu runcing). Kalau pembangunan patung pejuang itu saya tidak bisa pastikan, kayaknya antara tahun 1975 sampai 1979,” ungkapnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (09/01/2025).

Dia mengatakan, perawatan taman tersebut merupakan wewenang petugas dinas kebersihan. Dia juga mengaku tidak mengetahui secara pasti sosok pejuang pada ketiga patung tersebut.

“Kalau saat ini itu taman, jadi tanggung jawab pihak kebersihan untuk merawat dan membenahinya. Kalau menyangkut (sosok pejuang) patungnya saya juga tidak mengetahuinya,” ujar Karim.

Karim menyebut taman bambu runcing butuh perhatian pemerintah. Sebab, taman tersebut kerap menjadi tempat berkumpulnya pasangan muda-mudi khususnya di malam hari, karena minim lampu penerang.

“Kalau bisa juga dipasangi lampu di sekitar taman, supaya nampak terang di malam hari, serta cat patung pejuang diperbaiki,” tuturnya.

Bahkan kata dia, minimnya lampu penerangan membuat taman tersebut kerap dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab. Mereka kerap melakukan perbuatan yang dianggap dapat mengganggu ketertiban umum.

“Sering kita ada dapati seperti itu, bahkan biasa dibubarkan. Tapi setelah kita tinggalkan mereka kembali lagi. Jadi kalau bisa ada lampu penerangan biar pengunjung taman lebih mudah diawasi khususnya di malam hari,” pungkas Karim.

Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan menyebut, ketiga patung merupakan sosok pejuang  bernama Tarrua bersama kedua putranya Sampeani dan Lira.

Mereka gugur dalam pertempuran setelah markasnya di Gua Salu Bayo diserang serdadu KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger).

KNIL adalah angkatan bersenjata milik pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia pada masa penjajahan. (thaya)

 

 

__Terbit pada
10/01/2025
__Kategori
Pemerintahan, Sosial