
Mobil ‘Kampas’ Distribusikan Logistik Pemilu Menuju Pedalaman Polman-Lewati Jalur Ekstrim
POLEWALI MANDAR,- 4 mobil khusus digunakan untuk mendistribusikan kotak suara dan logistik pemilu lain menuju 3 desa pelosok di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Sebab, akses jalan menuju 3 desa terpencil itu masih rusak parah dan belum dapat dijangkau kendaraan biasa.
“Pengangkutan (Logistik) menuju tiga desa terjauh itu menggunakan mobil khusus disebut kampas, karena akses jalan yang dilalui sangat buruk, rusak parah,” kata salah satu anggota PPK Tutar, Slamet Riyadi kepada wartawan, Selasa (13/02/2024).
3 desa pelosok dimaksud yaitu Ratte, Besoangin dan Besoangin Utara. Letaknya di Wilayah Kecamatan Tutar.
Distribusi logistik pemilu menuju tiga desa itu berlangsung Sabtu (10/02) kemarin.
Adapun kotak suara yang didistribusikan sebanyak 85 buah. Setiap kotak suara dan logistik lain yang telah dibungkus plastik kemudian di susun pada bagian belakang mobil lalu ditutup menggunakan terpal mengantisipasi kerusakan jika hujan tetiba mengguyur.
Slamet menerangkan, mobil yang digunakan membawa logistik pemilu berjenis hardtop yang telah dimodifikasi secara khusus dan dikenal dengan sebutan kampas. Dia menyebut, hanya mobil jenis itu yang bisa menjangkau tiga desa tersebut.
“Memang hanya mobil seperti ini yang bisa sampai ke sana. Itupun harus dimodifikasi terlebih dahulu karena jalan yang dilalui luar biasa ekstrim dan rusak parah,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, perjalanan pendistribusian logistik ke desa itu diawali dari Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene. Jalur tersebut sengaja dipilih untuk memangkas waktu tempuh dan menghindari tiga sungai besar jika harus melewati jalur umum di Kecamatan Tutar yang biasa dilalui warga.
“Kita mulai dari wilayah Majene karena menghindari sungai. Kalau kita lewat wilayah Piriang, Tutar, ada tiga sungai besar yang harus kita lewati, dan kadang meluap sehingga sulit dilalui,” ungkap Slamet.
Dia mengatakan jarak tempuh dari Kecamatan Sendana menuju tiga desa terjauh di Kecamatan tutar itu hanya sekira 20 kilometer. Lebih dekat daripada memulai perjalanan dari Ibu Kota Kecamatan Tutar.
“Selain jaraknya lebih dekat, waktu tempuh jika perjalanan dimulai dari Kecamatan Sendana hanya berkisar dua jam saja. Namun jika hujan mengguyur, waktu tempuh bisa lebih lama. Selain banyaknya bebatuan lepas, pada sepanjang jalan yang harus dilalui juga menjadi licin karena becek dan berlumpur,” terang Slamet.
Lanjut kata dia, buruknya kondisi jalan yang harus dilalui membuat mobil kampas yang mengangkut logistik pemilu beberapa kali nyaris terbalik. Apalagi pada beberapa titik kondisi jalan yang dilalui cukup ekstrim.
“Untuk menjangkau tiga desa terjauh itu sebagian besar jalannya memang masih buruk dan sangat sulit dilalui,” tutur Slamet.
“Selain rusak parah, pada beberapa titik juga terdapat jalur yang cukup ekstrim, miring dan curam sehingga mobil kesusahan dan berulang kali nyaris terbalik,” sambungnya.
Diakui Slamet, salah satu sepeda motor yang dikendarai rombongan serta satu mobil kampas yang membawa logistik juga sempat alami kerusakan di tengah jalan akibat beratnya medan yang harus dijajal.
“Memang medan yang harus dilalui sangat berat, kita jalan kaki saja sangat susah, sampai-sampai dalam perjalanan ada motor rombongan yang rusak, salah satu mobil juga sempat rusak. Mobil yang rusak baru sampai di lokasi tujuan sekira jam 12 malam,” imbuhnya.
Slamet menuturkan, distribusi logistik ke sejumlah TPS (tempat pemungutan suara) pada tiga desa pelosok di wilayahnya masih harus dilanjutkan dengan berjalan kaki. Karena masih ada dusun yang hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki karena rusak parah terlebih setelah hujan mengguyur.
“Lagi-lagi ada beberapa TPS itu yang tidak bisa lagi dijangkau mobil, bahkan motor pun sulit apalagi kalau sudah diguyur hujan, terpaksa distribusi dilakukan dengan berjalan kaki,” jelasnya.
Meski berat perjuangan yang harus dilalui saat mendistribusikan logistik pemilu, Slamet menegaskan jika hal tersebut tidak lantas membuat semangatnya sebagai bagian dari penyelenggara Pemilu menjadi surut.
“Tentunya kami tetap semangat dalam menjalankan tugas, dengan harapan Pemilu dapat berjalan dengan sukses. Karena itulah tanggung jawab kamis selaku penyelenggara di tingkat kecamatan,” pungkasnya. (thaya)







