Home / Sosial / Uniknya Masjid Al Faruq Balla, Atapnya Mirip Rumah Adat di Mamasa

Uniknya Masjid Al Faruq Balla, Atapnya Mirip Rumah Adat di Mamasa

Masjid Al Faruq Balla di Kabupaten Mamasa, Senin (03/04/2023).

MAMASA,- Masjid Al Faruq di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, menarik perhatian karena bentuk atapnya mirip rumah adat Mamasa. Bangunan masjid sengaja dibuat seperti itu sebagai salah satu upaya melestarikan budaya warga setempat.

“Pembangunan yang menyerupai bentuk rumah adat Mamasa, sebagai upaya melestarikan budaya yang ada,” kata Ketua Panitia Pembangunan Masjid Al Faruq, Ansar kepada wartawan, Senin (3/4/2023).

Masjid Al Faruq terletak di Desa Balla Satenetean, Kecamatan Balla. Ukuran masjid yang dibangun pada tahun 2015 ini, seluas 10 x 13 meter.

Konstruksi masjid ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama difungsikan sebagai tempat berwudhu, sedangkan lantai kedua sebagai tempat untuk melangsungkan ibadah sholat.

Meski posisinya berada di tengah pemukiman warga penganut agama Kristen, keberadaan Masjid Al Faruq sangat mudah dijumpai karena tepat berada di seberang sungai sisi jalan Poros Mamasa.

Jika dilihat dari belakang, tampak jelas bentuk masjid yang menyerupai rumah adat Mamasa. Ciri yang paling menonjol berada pada bagian atap yang mirip dengan bentuk perahu. Sementara pada bagian depan, tepat di atas pintu masuk terdapat sebuah kubah kecil dengan ornamen lafadz Allah pada bagian atasnya.

Masjid Al Faruq Balla di Kabupaten Mamasa, Senin (03/04/2023).

Menurut Ansar, dana pembangunan masjid ini bersumber dari masyarakat Balla secara khusus dan Mamasa secara umum. Panitia juga sempat mendapat suntikan dana dari pemerintah untuk pembangunan masjid berbentuk rumah adat ini.

“Masjid ini mulai dibangun pada tahun 2015, bantuan dari masyarakat muslim Mamasa, Ballad an sekitarnya. Setelah itu kita mulai pembangunan, termasuk meminta bantuan dari pemerintah kabupaten Mamasa untuk memulai pembangunan,” ungkapnya.

Lanjut kata Ansar, desain bangunan masjid Al Faruq awalnya tidak seperti sekarang ini. Perubahan desain dilakukan, setelah mendapat bantuan dari salah satu yayasan dan meminta masjid dibangun menyerupai rumah adat Mamasa.

“Setelah ada yayasan pembangunan pedesaan yang masuk dan merencanakan bantuannya, sehingga begini modelnya seperti rumah adat Mamasa, pada awalnya tidak seperti bentuk awal yang pertama,” tuturnya.

Ansar menerangkan, rencana pembangunan masjid di tempat ini berawal dari keprihatinan warga yang beragama muslim, karena harus menempuh jarak cukup jauh jika ingin menunaikan ibadah di masjid.

“Sebelum ada masjid kita sholat atau tarawih selama bulan suci ramadhan di Malabo, kurang lebih jaraknya enam kilometer, biasa juga di lembaga pemasyarakatan, jaraknya kurang lebih tiga kilometer atau biasa juga di rumah saya,” tandasnya.

Warga kemudian menggelar rapat rencana pembangunan masjid, termasuk dengan memberikan sejumlah sumbangan sebagai tanda keseriusan.

“Kami disini berinisiatif membangun masjid di sini dengan menggelar rapat dan memberikan sumbangan berupa uang dan tenaga sehingga berdiri seperti ini,” pungkas Ansar.

Hingga saat ini tercatat jumlah jamaah di Masjid Al Faruq sebanyak 21 kk (kepala keluarga). (ady/thaya)

error: Konten terlindungi !!