3 Murid SMK Tenggelam di Air Terjun Sarambu Loleang Mamasa, 2 Selamat – 1 Tewas
MAMASA,- 3 remaja sekolah masing-masing bernama Julping (16), Julia (16) dan Vivin Hastuti (17) tenggelam saat berenang di kawasan wisata air terjun Sarambu Laloeng di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. 1 korban bernama Julping ditemukan tewas tersangkut di akar pohon.
“Ketiga korban telah dievakuasi setelah 1 jam pencarian. 2 (korban) berhasil ditemukan (dalam kondisi selamat), 1 korban tersangkut di akar kayu di dasar air terjun,” kata Kapolsek Sumarorong Iptu Reinhard kepada wartawan melalui sambungan telepon, Sabtu (07/12/2024).
Peristiwa nahas terjadi di Desa Rantekamase, Kecamatan Sumarorong, Sabtu siang (7/12) sekira pukul 13.00 wita. Diketahui, ketiga korban merupakan murid Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sumarorong.
“Dari SMK 1 Sumarorong,” ungkap Reinhard.
Lebih lanjut Reinhard mengatakan, saat kejadian ketiga korban baru saja mengikuti penutupan kegiatan palang merah remaja (PMR). Mereka tidak langsung pulang usai penutupan kegiatan tersebut.
“Ceritanya ada kegiatan PMR selam 4 hari. Hari ini terakhir, mau penutupan di tempat rekreasi Sarambu Loleang,” ujarnya.
“Ternyata menurut keterangan gurunya masih ada sebagian anak-anak yang tinggal mandi-mandi,” sambung Reinhard.
Reinhard mengungkapkan, musibah yang menimpa ketiga korban baru diketahui pihak sekolah setelah mendapat laporan dari sejumlah murid.
“Setelah ribut anak sekolah bahwa ada yang tenggelam baru gurunya kembali masuk lihat. Betul sudah tenggelam, ada 3, tapi sempat diselamatkan 2 yang perempuan, yang 1 langsung hanyut di bawah air itu yang meninggal,” terangnya.
Menurut Reinhard, korban Julping dikabarkan sempat berupaya menolong kedua temannya. Namun akhirnya ikut tenggelam diduga karena kelelahan.
“(Korban sempat mau menolong) ya seperti itu informasinya, dia mau tolong itu yang perempuan 2, tapi mungkin kelelahan atau sudah tidak kuat akhirnya hanyut di bawah air,” bebernya.
Dia menambahkan, keluarga korban telah membuat pernyataan tidak keberatan atas musibah tersebut.
“Setelah tadi kami pertemukan keluarga korban dan pihak sekolah, keluarga korban menyadari kalau itu murni musibah. Bahkan sudah buat pernyataan tidak keberatan,” pungkas Reinhard. (thaya)