Potongan surat atas namakan dokter se Kabupaten Mamasa nyatakan berhenti melakukan pelayanan. (ist)

Dokter RS Kondosapata – Puskesmas di Mamasa Dikabarkan Berhenti Pelayanan Gegara Gaji-Insentif 10 Bulan Menunggak

MAMASA,- Imbas carut marutnya pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, masih terus berlanjut.

Setelah 60 petugas kebersihan melakukan aksi mogok kerja karena gaji mereka 4 bulan belum dibayar, kini giliran para dokter yang dikabarkan melakukan aksi serupa lantaran sudah 10 bulan gaji dan insentif mereka belum dibayarkan pemerintah setempat.

Kabar tersebut diketahui melalui foto surat beredar di media sosial mengatasnamakan dokter se Kabupaten Mamasa.

Dalam foto surat yang dilihat wartawan, Rabu (09/10), dibeberkan sejumlah persoalan yang saat ini dialami para dokter di Mamasa, menjadi alasan mereka berhenti memberikan pelayanan terhitung mulai hari ini.

Selain persoalan gaji dan tunjangan yang belum terbayar sejak bulan Januari hingga September 2024, mereka juga menuntut pembayaran klaim BPJS kesehatan non-kapitasi Puskesmas se Kabupaten Mamasa dan pembayaran klaim BPJS  Dokter RSUD Kondosapata Mamasa, periode November 2023 hingga Agustus 2024.

Ada juga tuntutan pembayaran uang kuliah mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS Jalur Afirmasi) Universitas Hasanuddin semester ganjil 2024.

Surat tertanggal 08 Oktober 2024 itu mengatasnamakan seluruh dokter dan dokter gigi se Kabupaten Mamasa.

“Setelah melakukan berbagai upaya kepada pihak pemerintah daerah Kabupaten Mamasa dan tidak menemukan kejelasan terhadap semua tuntutan kami di atas, maka dengan ini kami seluruh Dokter Umum, Dokter Gigi Puskesmas se Kabupaten Mamasa, dan Dokter Spesialis, Dokter Gigi Spesialis di RSUD Kondosapata  menyatakan sikap tidak melakukan pelayanan per tanggal 09 Oktober 2024 sampai tuntutan hak kami dipenuhi,” demikian penegasan dalam surat tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Mamasa dr.Ratna Sari Dewi yang dikonfirmasi tidak membantah perihal persoalan yang menjadi tuntutan para dokter seperti dalam surat beredar. Namun diakui pelayanan kesehatan di Mamasa tetap berjalan seperti biasa.

“Tidak lumpuh, pelayanan tetap berjalan seperti biasa. Dokter tetap stand by bahkan ada yang melayani seperti biasa,” kata Ratna melalui pesan singkat, Rabu (09/10/2024).

“Tapi memang kasihan mereka, 10 bulan belum dibayarkan gaji dan insentifnya,” sambung Ratna.

Dia juga mengaku jika pihaknya sudah mengajukan permintaan pembayaran gaji dan isentif tersebut ke pemerintah daerah. Hanya saja belum ada realisasi sampai sekarang ini.

“Kalau Dinkes sudah mengajukan, sudah beberapa waktu lalu. Tapi sampai sekarang belum ada realisasi,” ujarnya.

Ratna tidak menyebut berapa total tunggakan gaji dan insentif para dokter yang harus dibayar pemerintah kabupaten. Meski demikian,  Ratna mengaku jika para dokter memahami kondisi keuangan daerah dan tidak menuntut gaji dan insentif mereka langsung dibayar sepenuhnya.

“Mungkin agak besar kalau sampai 10 bulan ini. Teman-teman juga tidak menuntut untuk dibayarkan sekaligus, paling tidak mereka harap ada progres lah dari keuangan,” pungkasnya.

Sementara Direktur RSUD Kondosapata Mamasa dr.Adrianan Randabunga yang hendak dikonfirmasi terkait masalah ini belum memberi respon. Panggilan telepon dan pesan singkat yang dikirim ke nomor selulernya belum dibalas. (thaya)

 

__Terbit pada
09/10/2024