(ist)

Mekkah, Perjamuan Orang-Orang Saleh

Reportase Haji 2024 M|1445 H
Oleh : Usman Suhuriah
TPHD Sulbar melaporkan dari Makkah

 

Dengannya tetap saja akan menimbulkan decak kagum oleh yang melihat maupun yang mengalami secara langsung.

Bahwa betapa momentum ini adalah pertemuan terakbar, klosal. Pertemuan dari berbagai latar belakang budaya, benua, warna kulit dan mungkin pula dari berbagai firkah (aliran). Menyatu ke dalam energi yang sama, gairah agama ?

Tak terhitung jumlah manusia berada di sini, di Mekkah. Bukan soal hitungan saja, tetapi karena jumlah manusia yang tengah berada dalam peribadatan. Berada untuk suatu perhelatan spritual ibadah haji (al-hajj).

Melihat di jalan-jalan arah ke al-haram, (masjidil haram). Berjalan kaki, berkendara, bergerombol. Dan jarang sekali ada pejalan seorang diri. Itu di setiap memasuki waktu sholat, maupun bukan. Atau mereka yang dalam niat ihram dengan maksud menuju alharam melakukan tawaf ke Baitullah.

Terharu, gembira memandanginya ? Berangkat jauh dari sudut- sudut kampung, maupun dari kota-kota di benua eropa, amerika, afrika, asia dsb. Membayang, pasti ini berdatangan karena teridentifikasikan dengan ‘ghirah’.

Mengutip penjelasan Buya Hamka perihal “ghirah” adalah perasaan “semangat”. kurang lebih sama dengan “gairah”. Ghirah inilah sebagai nyawanya kaum muslim. Suatu semangat yang lahir dari palung terdalam, ya gairah agama.

Di balik ghirah ini, sungguh ada fenomena lain yang terus terlihat. Bahwa kehadiran jutaan kaum muslim, jelas karena motivasi kebaikan (keshalehan). Motivasinya adalah kebaikan semata. Tercermin dari raut dan wajah-wajah penuh harapan. Tentulah dari dalam dada, dikecamuk pengharapan atas doa yang dilafazkan maupun tidak. Adakah karena pergumulan ini, semua akan menerima ampunan?

Bila disimulasikan ; Perjumpaan yang menyatukan kebaikan, harapan, maka berapa besarnya energi kebaikan mengitari bagian dari ruang al-hijaz makkatul mukarramah. Yang kitaran itu jika suatu daya tarik fisika, maka berapa magnitude yang memancar ke semua orang untuk berada dalam medan magnit kebaikan dan harapan. Yang dalam konsentrasi pembelajar fisika mengenalnya dengan medan (zona) alfa.

Tentu sulit terbayangkan di jagad mana sama terjadi perjumpaan energi positif atau ketersediaan medan alfa seluas ini. Tentu hanya di sini, di Makka tanah suci ?

Bahwa bila ini merupakan penyatuan energi positif, oleh yang telah dinukilkan para ulama, bahwa “duduklah bersama- sama dengan orang-orang saleh”, ini seketika akan lebih jelas. Ajakan ini dapat dimengerti lebih dalam untuk memang atau mestinya senantiasa bersama-sama dengan orang-orang saleh.

Hakekat kesalehan tentu tidak serta merta mudah diukur. Namun ibadah haji dengan komunitas yang diperjumpakan dalam jumlah sangat akbar, Maka cukuplah ini dipahami sebagai perjamuan orang-orang saleh. Entah ini dipahami dengan pemahaman paling lemah (dhaif) ? wallahu a’lam.

__Terbit pada
12/06/2024
__Kategori
Opini