Rembuk stunting di Desa Galung Lombok, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Selasa (18/07/2023). ist

Elemen Masyarakat Galung Lombok Polman Bersatu Lawan Stunting

POLEWALI MANDAR,- Sejumlah elemen masyarakat dan lintas sektor mengikuti kegiatan rembuk stunting Desa Galung Lombok, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Kegiatan ini sebagai tekad bersatu melawan stuting dan mewujudkan sumber daya manusia yang unggul.

Kegiatan rembuk stunting berlangsung Aula Kantor Desa Galung Lombok, Selasa (18/07).  Dihadiri Camat Tinambung, Babinsa, Bhabinkantibmas, Ketua TP PKK Galung Lombok, Kepala Puskesmas Tinambung, Pendamping Desa, Pendamping PKH, Penyuluh KB, Penyuluh Agama, Bidan Desa, Kader Tenaga Pendidik, Tokoh Pemuda, Tokoh agama dan tokoh masyarakat Desa Galung Lombok.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Desa Galung Lombok Baharuddin menyampaikan data mengejutkan terkait angka stunting di desanya. Menurutnya,  data yang dipaparkan oleh KPM dan Puskesmas Desa Galung Lombok, terdapat 24 balita (usia 0-59 bulan) termasuk 6 Baduta yang mengalami stunting.

“Hal ini harus menjadi perhatian serius bagi seluruh peserta. Diperlukan tindakan konkret guna menanggulangi masalah tersebut secara bersama-sama,” kata Kepala Desa Galung Lombik, Baharuddin dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (19/07/2023).

Sementara Penyuluh KB Kecamatan Tinambung, Andika menyebut pentingnya intervensi sensitive dalam penecegahan stunting. Diakui, hal tersebut tertuang dalam Perbup Nomor 14 Tahun 2022 tentang Peran Desa Dalam Pencegahan dan Penurunan Stunting Terintegrasi.

Menurutnya, intervensi dari pemerintah desa setempat bukan hanya bagi keluarga yang stunting namun juga dukungan bagi keluarga yang beresiko stunting. Apalagi  dari data 83 baduta ada 52 baduta yang beresiko stunting berdasarkan data pendampingan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terinput di aplikasi.

“Sudah ada beberapa kader di lapangan yang melakukan penerapan program pencegahan stunting dengan baik, namun diperlukan dukungan dari pemerintah desa agar intervensi ini dapat mencakup semua keluarga yang membutuhkan, termasuk keluarga yang berisiko mengalami stunting,” tutur Andika.

Dalam kegiatan rembuk stunting tersebut juga menghasilkan beberapa usulan prioritas. Antara lain : Pemberian makanan tambahan bagi keluarga stunting dan berisiko stunting, Penyediaan Program Makanan Tambahan (PMT) berupa 1 rak telur bagi keluarga stunting dan berisiko stunting, Pembuatan peraturan desa (PERDES) dan penekanan bagi keluarga yang memiliki balita untuk mengikuti kegiatan Posyandu, Peningkatan sumber daya manusia (SDM) bagi kader Posyandu Pengadaan alat antropometri bagi setiap Posyandu, Kerjasama pemerintah desa dengan Kantor Urusan Agama (KUA) untuk penanganan pernikahan yang belum cukup umur atau yang dilakukan secara diam-diam tanpa sepengetahuan pemerintah desa, Pengawasan minum obat tablet tambah darah bagi remaja putri dan mewajibkan remaja putri untuk mengikuti layanan Posyandu Cegah Stunting (CETING), Pelatihan bagi kader dan ibu PKK dalam pengolahan makanan bagi keluarga berisiko stunting untuk disosialisasikan di masyarakat serta pemerintah desa memberikan perhatian khusus terkait insentif bagi kader Posyandu, Posyandu CETING, dan Posyandu lainnya.

Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan mampu mengurangi angka stunting di desa Galung Lombok. Semua peserta berkomitmen untuk terus bergerak maju dan melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam upaya pencegahan stunting secara berkesinambungan. (rls/thaya)

 

__Terbit pada
19/07/2023
__Kategori
Pemerintahan, Sosial