Sebanyak 30 murid SDN 040 Inpres Labasang mengikuti ujian sekolah di bawah tenda darurat milik BPBD Polman, Senin (08/05/2023).

Tiga SD di Polman Gelar Ujian di Tempat Darurat karena Terdampak Banjir

POLEWALI MANDAR,- Tiga Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, terpaksa melaksanakan ujian sekolah di tempat darurat. Sebabnya, gedung sekolah mereka belum dapat difungsikan karena terdampak banjir.

Berdasarkan pantauan wartawan, Senin (08/05), pelaksanaan ujian murid kelas VI pada tiga sekolah dasar tersebut digelar pada tempat berbeda. Selain memanfaatkan masjid di sekitar sekolah yang tidak terdampak banjir, ada juga murid yang mengikuti ujian di bawah tenda darurat milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

“Kalau di Kecamatan Matakali ini ada tiga (sekolah) yang paling terdampak banjir, semuanya berada di jalan poros,” kata pengawas pendidikan kecamatan Matakali, Saiful kepada wartawan, Senin (08/05/2023).

Banjir yang merendam pemukiman dan sekolah melanda daerah ini pada Kamis malam (04/05). Tiga sekolah terdampak diantaranya, SDN 001 Matakali, SDN 048 Matakali dan SDN 040 Inpres Labasang di Kecamatan Matakali.

Saiful mengungkapkan, dari tiga sekolah yang terdampak banjir, dua diantaranya masih tergenang air dengan 10 sampai 20 centimeter. Sementara satu lainnya belum dibersihkan.

“Kalau di SDN 048 dan SDN 001 masih terendam, sementara di SDN 040 labasang sudah mulai kelihatan lumpur tapi masih sangat kotor, belum ada waktu membersihkan. Jadi pelaksanaan ujian diarahkan dulu ke Masjid dan yang ada tendanya,” ujarnya.

Diakui Saiful, pelaksanaan ujian sekolah di tempat darurat bersifat sementara karena membuat para murid tidak nyaman. Bahkan sedikitnya 55 murid SDN 001 Matakali harus mengikuti ujian di masjid tanpa menggunakan meja dan kursi.

“Pastinya kalau kita lihat akan terganggu konsentrasi pada murid, cuman kita kondisikan saja,” tuturnya.

Sementara Kepala SDN 040 Inpres Labasang Muhammad Jabir menuturkan, terjangan banjir menyisakan endapan lumpur pada seluruh ruangan di sekolahnya dan hingga saat ini belum dibersihkan. Selain itu, sejumlah sarana pendukung pembelajaran miliknya juga mengalami kerusakan.

“Tidak memungkinkan dilaksanakan ujian di sekolah karena banyak lumpur dan bau. Selain itu, sarana penunjang proses pembelajaran seperti buku, hingga komputer dan printer juga banyak yang rusak,” ungkapnya saat dikonfirmasi terpisah.

Menurut Jabir pelaksanaan ujian di tempat darurat digelar atas kesepakatan dengan para oran tua murid. Dia mengaku, proses pembersihan sekolah akan dilakukan setelah pelaksanaan ujian sekolah usai.

“Pihak sekolah bersama orang tua murid bersepakat melaksanakan ujian di tenda. Kita mau fokus dulu sama pelaksanaan ujian, setelah itu kita lakukan pembersihan sekolah termasuk mengidentifikasi apa saja kerusakan,” tutupnya.

Untuk diketahui, pelaksanaan ujian sekolah tingkat sekolah dasar di daerah ini dimulai Senin (08/05) hingga Sabtu (13/05). (thaya)

__Terbit pada
08/05/2023