Banjir menyisakan sedimen menimbun

Bangunan SDN Tertimbun Pasir dan Lumpur akibat Banjir di Polman, Murid Diliburkan

POLEWALI MANDAR,- Bagunan SDN 057 Pappandangan di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, tertimbun pasir dan lumpur yang terbawa banjir luapan sungai. Akibatnya, proses belajar mengajar terpaksa diliburkan.

Banjir menerjang SDN 057 Pappandangan, di Desa Pappandangan, Kecamatan Anreapi, sekira pukul 15:00 WITA, Selasa (16/05) kemarin. Sedimen yang terbawa banjir terdiri dari tanah berpasir bercampur bebatuan serta kayu. Material itu memenuhi ruangan hingga seluruh area di sekolah ini.

“Yang menjadi penyebab utama ini adalah aliran sungai dari hulu itu, melalui samping sekolah, posisinya lebih di atas dari bangunan sekolah. Jadi apapun yang kita lakukan untuk membenahi, karena posisinya air lebih diatas jadi mudah saja meluap ke sekolah,” kata Kepala Sekolah SDN 057 Pappandangan Bernadus kepada wartawan, Rabu (17/5/2023).

Selain itu, dua ruangan lain di sekolah ini juga masih dipenuhi air setinggi lima puluh centimeter. Akibatnya, meja dan kursi mengapung, sementara buku pelaran rusak terendam banjir. Bahkan, air yang berasal dari bagian belakang bangunan sekolah juga masih terus mengaliri sejumlah ruangan termasuk perpusatakaan yang dipenuhi material pasir becampur batu.

“Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena mulai kelas 1,2,3,4,5 dan 6 tidak bisa lagi ditempati untuk proses belajar mengajar, karena material itu tertimbun di dalam kelas, dan air tergenang di dalam kelas. Sampai pada saat ini air masih mengalir dari ruang satu ke ruang yang lain,” beber Bernadus.

Lebih lanjut Bernadus mengungkapkan, dari enam kelas terdampak banjir, dua kelas diantaranya masih memungkinkan untuk dibersihkan secara manual. Hanya saja kondisi cuaca yang tidak menentu, membuat pihak sekolah khawatir terjadinya banjir susulan.

“Yang paling parah ini empat kelas, masih ada dua kelas yang kemungkinan bisa dibersihkan, tapi karena situasi dan kondisi cuaca tidak memungkinkan, rawan musim hujan dan banjir susulan,” ungkapnya.

Karena sekolah tidak dapat lagi difungsikan sebagai tempat melangsungkan proses belajar mengajar, Bernadus mengaku terpaksa meliburkan para murid untuk sementara waktu. Diakui, pihaknya akan menggelar rapat bersama komite sekolah, mencari solusi masalah ini.

“Bahwa untuk sementara anak-anak diliburkan. Jadi kami akan segera bicarakan dengan komite, dengan rekan-rekan guru lainnya, solusi kita akan mencari kolong rumah warga yang bisa ditempati untuk belajar, karena ruangan yang sekarang sama sekali sudah tidak bisa ditempati,” tutupnya. (thaya)

__Terbit pada
17/05/2023