Olahan minuman segar dari tanaman cincau.

Berkah Ramadhan, Emak-emak di Sumberjo-Polman Raup Cuan dari Tanaman Cincau

POLEWALI MANDAR,- Sejumlah mak-emak di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, meraup cuan tambahan selama bulan suci ramadhan, hasil menjual olahan tanaman cincau yang tumbuh liar di pekarangan rumah masing-masing. Selain itu, olahan cincau ini juga dibagikan secara gratis sebagai takjil berbuka puasa kepada pengguna jalan.

“Sebagian dijual sebagian lagi dibagikan kepada masyarakat banyak,”kata Ketua PKK Desa Sumberjo, Listfitriyani kepada wartawan, Senin lalu (03/04/2023).

Kegiatan mengolah tanaman cincau menjadi minuman segar, dilakukan emak-emak yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Taramanu Lestari, Desa Sumberjo, Kecamatan Wonomulyo, sejak awal bulan suci ramadhan.

Emak-emak ini sangat antusias membuat olahan minuman dari cincau. Selain karena mampu meningkatkan perekonomian keluarga, tanaman cincau juga mudah didapatkan dari pekarangan warga.

“Selama bulan suci ramadhan ini, hasil yang diperoleh dari olahan tanaman cincau sangat lumayan untuk meningkatkan memenuhi kebutuhan rumah tangga, apalagi tanaman cincaunya juga sangat mudah didapatkan dari pekarangan warga,” ungkap Listfitriyani.

Olahan minuman segar dari tanaman cincau

Proses pengolahan daun cincau menjadi minuman segar sangat mudah. Daun cincau yang telah dicuci bersih terlebih dahulu direndam menggunakan air hangat, lalu dihaluskan menggunakan blender untuk diambil sarinya.

Sari daun cincau lalu ditiriskan hingga teksturnya berubah menjadi kenyal. Setelah itu, sari daun cincau yang telah kenyal diparut hingga bentuknya menjadi lebih kecil.

Agar terasa nikmat, minuman ini disajikan bersama campuran gula merah cair dan santan kelapa.

Listfitriyani mengklaim, olahan cincau buatan emak-emak KWT ini lebih sehat karena terbuat dari bahan alami, serta tidak menggunakan pengawet.

“Kalau cincau buatan kami alami tanpa pengawet, sementara yang banyak dijual di pasaran itu ada pengawet,” tuturnya.

Setidaknya dalam sehari, emak-emak ini mampu memasarkan ratusan gelas olahan minuman cincau, yang dijual seharga lima ribu rupiah per gelas.

“Ini merupakan kegiatan rutin yang setiap tahun dilakukan ibu-ibu PKK bersama KWT dan ibu-ibu pengajian,” tutup Listfitriyani. (thaya)

__Terbit pada
06/04/2023
__Kategori
Inovatif, Inspirasi