
Cari Jaringan, Pelajar di Pedalaman Sattoko Harus ke Bukit
MAPILLI ,- Belasan pelajar di pedalaman Desa Sattoko, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, harus berjalan jauh hingga ke puncak bukit, demi mendapatkan jaringan internet, agar bisa mengikuti proses pembelajaran secara daring (dalam jaringan).
Hal ini terpaksa dilakukan, lantaran kawasan pemukiman mereka belum terjangkau jaringan internet. Menjadi kendala pelajar di daerah ini untuk mengikuti pembelajaran daring, akibat pandemi Covid-19.
Jarak pemukiman ke bukit tempat mendapat jaringan sekira 1 kilometer. Terkadang ditempuh dengan berjalan kaki, ataupun bermotor bagi mereka yang memiliki kendaraan.
“ Kalau ada tugas ataupun mau daring harus ke sini, di kampung tidak ada jaringan, mesti ke sini di gunung “ kata salah seorang pelajar Hasna, kepada wartawan, Minggu sore kemarin (30/08/20).
Menurut Hasna, dalam sehari dia bersama pelajar lainnya di daerah ini, harus menghabiskan waktu di bukit untuk belajar daring, “ Dalam sehari biasanya enam jam di sini, pagi daring sampai sore, karena ada tiga pelajaran, jadi habiskan waktu di sini, karena di kampung susah dapat jaringan “ ungkap pelajar yang duduk dibangku salah satu SMAN di daerah ini.

Hal serupa dikatakan Maaruf, salah seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di daerah ini. Dia mengaku sejak pandemi Covid-19, membuatnya kesulitan mengikuti proses perkuliahan yang dilakukan secara daring, karena kampung halamannya belum terjangkau jaringan internet, “ Beginimi, kita jalan dari rumah, jauh aksesnya, sampai sore di sini itu sulitnya “ ujarnya.
Selain itu, Maaruf mengaku harus mengeluarkan biaya ekstra membeli kuota sejak proses perkuliahan secara daring diberlakukan, “ Terkendali kuota juga, karena kita sendiri harus beli kuota. Semenjak ada corona banyak pengeluaran untuk beli kuota, apalagi kita biasa ada kegiatan ekstra diskusi melalui daring, cukup mempengaruhi nilai perkuliahan, mau tidak mau harus diikuti “, keluhnya.
Berdasarkan pantauan wartawan, berada di sisi bukit pada ketinggian sekira 90 Mdpl. Para pelajar terlihat bahu membahu memanjat ke bukit, agar mendapatkan posisi pas mendapatkan jaringan internet.
Saat jaringan sudah didapatkan, para pelajar langsung duduk di antara akar pepohonan dan semak belukar, kendati hanya beralaskan tanah.
Kegiatan mencari jaringan internet di puncak bukit ini tetap dilakukan kendati dihari minggu, sekedar untuk berselancar di sosial media, maupun untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Namun sayang, selama mencari jaringan, hampir semua pelajar di daerah ini, mengabaikan protokol kesehatan. Tidak memakai masker salah satunya. Selain berdalih lupa, banyak diantaranya yang mengaku kurang nyaman saat memakai masker. (Thaya)