Berhenti Berobat, Perut Balita Asal Mapilli Terus Membesar
MAPILLI,- Nasib malang dialami Rifki Septian (20 Bulan), anak semata wayang pasangan Nasaruddin dan Rusmiati, Warga Desa Buku, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar.
Sejak beberapa bulan terakhir, perut balita malang ini terus membesar mirip bola basket. Keterbatasan biaya membuat keluarga pasrah, hingga tidak melanjutkan upaya pengobatan Rifki yang sebelumnya sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit setempat.
“ Terus terang saja pak, saya sudah tidak ada biaya untuk biaya pengobatan, kalaupun pemerintah menanggung biaya pengobatan, bagaimana dengan saya dan keluarga yang akan menjaga di rumah sakit “ keluh Rusmiati, kepada wartawan, Rabu (19/06/19).
Diakui Rusmiati, suaminya hanya berprofesi sebagai nelayan dengan penghasilan yang tidak menentu, sudah hampir setahun lamanya merantau di Malaysia. Hal tersebut turut menjadi alasan mengapa dirinya enggan melakukan pengobatan lebih lanjut terhadap Rifki, lantaran juga belum mendapat persetujuan dari sang suami, “ Dokter sebenarnya menyarankan agar Rifki dibawa ke Makassar karena kemungkinan harus dioperasi, tapi saya tunda dulu selain karena biayanya yang belum pasti, saya harus menunggu suami kembali dari rantau dalam waktu dekat ini “ ujar Rusmiati.
Sepulang dari rumah sakit, Rifki diketahui sempat sembuh dari penyakit yang dideritanya setelah menjalani pengobatan secara alterantif, “ Sejak saat itu saya tidak pernah lagi memeriksakan kondisi Rifki ke Puskesmas atau dokter karena saya pikir sakitnya sudah sembuh, barulah setelah beberapa bulan terakhir, kondisinya kembali memburuk akibat sulit buang kotoran sampai perutnya terus membesar seperti sekarang ini “ ungkap Rusmiati.
Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, Rifki Septian didiagnosa menderita Volvolus, sejenis penyakit yang menyebabkan obtruksi usus, sehinga makanan, cairan ataupun gas tidak mengalir secara normal melalui saluran pencernaan, “ Makanya ada pembengkakan pada perut karena kemungkinan ada masalah pada usus sang bayi “ jelas dr.Kurni yang langsung memeriksa kondisi Rifki di rumah neneknya di Desa Panyampa, Kecamatan Campalagian.
Diduga, kondisi yang dialami Rifki akibat kelalaian orang tua dalam memberikan asupan makanan , “ Berdasarkan keterangan orang tuanya, saat masih berusia di bawah 6 bulan, Rifki sudah diberi makanan padat bahkan diberi kopi, tentunya itu sangat berbahaya dan dapat memicu masalah pencernaan pada bayi “ sambung Kurni menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Mapilli H Saldy Kursani menegaskan bahwa pihaknya akan mengupayakan agar Rikfi bisa segera kembali mendapat perawatan medis untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya, “ Insya Allah dalam waktu dekat ini akan kita upayakan agar Rifki bisa kembali dirujuk ke rumah sakit untuk berobat, apalagi dia juga sudah memiliki jaminan kesehatan BPJS, tinggal melengkapi beberapa persyaratan yang diperlukan, “ pungkas Saldy yang dikonfirmasi usai mengunjungi Rifki. (Thaya)