Perjuangan sejumlah pelajar melewati jalan terjal bekas longsor di Kelurahan Taramanu, Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar, Senin (24/10/2022).

Pelajar di Tutar Bertaruh Nyawa Melewati Tebing bekas Longsor Demi ke Sekolah

TUTAR,- Puluhan pelajar di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), harus bertaruh nyawa agar sampai di sekolah. Mereka rela menapaki jalan terjal bekas longsoran di pinggir jurang, lantaran akses utama penghubung kampung dengan sekolah mereka sudah beberapa pekan terputus, akibat tingginya curah hujan.

“Sudah seminggu sini karena tidak ada jalan lain,”ujar salah satu pelajar SMA Negeri Tutar, Ramon kepada wartawan, Senin (24/10/2022).

Para pelajar harus berhati-hati saat melewati jalan darurat sepanjang 200 meter. Selain berada di pinggir jurang, permukaan jalan juga dipenuhi bebatuan yang gampang lepas jika diguyur hujan. Selain itu, terdapat sejumlah batang pohon yang melintang, menyulitkan pelajar ketika melintas.

Jalan yang dilalui para pelajar ini, terletak di Kelurahan Taramanu, Kecamatan Tutar. Jalan tersebut merupakan akses utama menuju Lingkungan Lullung dan Lingkungan Robboang.

Diketahui, jalan sebelumnya yang telah dilapisi beton, ambles sepanjang 200 meter, Jumat (14/10). Kondisi tanah labil karena beberapa hari diguyur hujan lebat diduga menjadi penyebabnya.

“Jalan yang dulu sudah susah dilewati, akibat hujan terus jadi longsor,”ungkap Ramon.

Meski merasa takut karena berbahaya, Ramon mengaku tidak punya pilihan selain melintasi jalan darurat di pinggir jurang itu.  Dirinya mengaku harus tetap ke sekolah demi menuntut ilmu.

“Sebenarnya  takut, karena jalannya berbahaya, apalagi setelah diguyur hujan, tapi mau bagaimana, kita mau ke sekolah,”tuturnya.

Alasan serupa diungkapkan pelajar SMA Negeri Tutar lain, Ifa. Dirinya mengaku rela menyabung nyawa melewati jalan yang berbahaya ini, asalkan bisa cepat sampai di sekolah.

“Sebenarnya takut, tapi mau bagaimana lagi, ini jalan yang terdekat yang bisa dilalui untuk sampai di sekolah,”ungkapnya.

Menurut Ifa, dirinya bersama pelajar lainnya pernah mencoba jalan lain melewati kawasan hutan. Hanya saja, jalan tersebut lebih sulit karena jauh dan harus menerobos semak belukar yang berduri

“Ada jalan lain lewat hutan, tapi jauh, lewati semak belukar juga, banyak durinya,”tandas Ifa.

Para pelajar di daerah ini sangat berharap kepada pemerintah, untuk segera turun memperbaiki akses jalan yang ambles. Agar mereka dapat ke sekolah dengan nyaman, tanpa dibayangi rasa takut terjatuh ke dalam jurang.

“Ya harapannya, supaya pemerintah segera perbaiki ini jalan, supaya lebih aman dilewati kalau mau ke sekolah,”pungkas Ifa. (Thaya)

__Terbit pada
24/10/2022
__Kategori
Pendidikan, Sosial