Kakek dan Nenek Buta Hidup Memprihatinkan di Pedalaman Mamuju Tengah
MAMUJU TENGAH,- Nasib malang ini dialami Sholikin (90 tahun) dan kakaknya Sitti Muhda (95 tahun), warga Desa Polo Camba 1, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah.
Sudah belasan tahun, keduanya harus bertahan hidup dengan kondisi memprihatinkan, pada sebuah gubuk berukuran 3 kali 5 meter , yang nyaris ambruk karena sudah rapuh serta terletak jauh dari pemukiman warga.
Beberapa lantai rumah yang berbahan dari papan juga sudah terlihat lapuk akibat basah saat hujan mengguyur, karena beberapa atap rumah gubuk yang mereka diami sudah berlobang.
Selain dibelit kemiskinan, pasangan kakak beradik berusia uzur ini harus menjalani hari-hari dengan kondisi kesehatan yang buruk dan kedua mata yang tidak dapat lagi melihat secara normal.
Bahkan sejak beberapa tahun terakhir, mata Sitti Muhda diketahui sudah tidak dapat lagi melihat. Agar dapat beraktifitas, Sitti Muhda sangat mengandalkan bantuan dari adiknya Sholikin.
Sholikin tidak pernah menikah, sedangkan Sitti Muhda memiliki seorang anak “ dia sudah menikah dan tinggal di tempat lain, kondisinya juga tidak lebih baik dari yang kami jalani sekarang ini “ ucap Sitti Muhda lirih.
Untuk menenuhi kebutuhan sehari-hari, pasangan kakak beradik ini sangat bergantung pada bantuan warga. Terkadang ada yang datang membawa makanan siap santap, namun tidak jarang bantuan yang diberikan warga dalam bentuk barang mentah.
Tidak jarang mereka harus menahan lapar, atapun terpaksa mengkomsumsi makanan seadanya jika persediaan makanan di dapur sudah habis.
Kalau sudah begini, Sholikin yang masih bisa sedikit melihat kendati dengan kondisi mata yang rabun, terpasa mengambil resiko masuk ke dalam hutan, meraba setiap benda di dekatnya, sekedar mencari ubi-ubian yang bisa di masak, sebagai pengganjal perut dari rasa lapar.
“ kadang ada yang prihatin melihat kondisi kami, kadang juga sebaliknya, saya tidak bersedih dengan kondisi seperti ini, yang penting saya tetap berusaha “ kata Sholikin.
Tidak cukup sampai di situ saja, Sholikin harus meluangkan banyak waktu untuk merawat Sitti Muhda yang kerap merasakan nyeri di lambung, lantaran sering menahan lapar.
Walau hidup dengan kondisi yang mempihatinkan, tidak lantas membuat pasangan kakak beradik ini berputus asa, mereka selalu berdoa agar Tuhan senantiasa memberikan kekuatan untuk menjalani cobaan hidup ini, dan berharap pemerintah setempat memberikan perhatian, agar untuk meringankan beban hidup yang sedang mereka jalani. (Thaya)







