Geger, Bungai Bangkai Tumbuh di halaman Rumah Warga Mamuju

Geger, Bungai Bangkai Tumbuh di halaman Rumah Warga Mamuju

MAMUJU,- Kabar penemuan bunga bangkai yang gegerkan warga, terjadi di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Rimuku, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Kamis sore kemarin (31/10/19).

Bunga berwarna merah dengan ketinggian sekira 50 centimeter tersebut, tumbuh di halaman rumah Jefri Elasar , warga setempat.

Pemilik rumah menduga, bunga tersebut telah tumbuh sejak seminggu lalu, namun keberadaannya baru disadari, setelah mekar hingga mengeluarkan bau tidak sedap.

“ Kami baru lihat setelah mekar kemarin (Kamis) sore, satu minggu sebelumnya sudah tumbuh, tapi kami tidak sadar kalau yang tumbuh adalah bunga langka “ kata Jefri kepada wartawan, Jumat (01/11/19).

“ Kemarin sepulang dari kantor kami mencium bau, seperti bau bangkai, kami cari kemana-mana sumber bau yang awalnya dipikir bangkai, tapi ketemu, nanti kami liat bunga ini, banyak lalat yang mengerubutinya dan mengeluarkan bau, makanya saya berkesimpulan ini adalah bunga bangkai “ pungkas Jefri.

Sejak kabar penemuan bunga bangkai dengan nama latin amorphohallus beredar luas, warga berbondong-bondong datang ke rumah Jefri untuk melihat bunga, yang mengeluarkan bau busuk tersebut.

Agar tidak rusak, Jefri memasang pagar di sekeliling bunga bangkai menggunakan balok bambu dan tali rafia.

Kepala Resort Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) wilayah Mamuju-Kalumpang, Ardi memastikan bunga yang gegerkan warga tersebut adalah bunga bangkai. Dirinya berharap pemilik rumah menjaga bunga yang merupakan tumbuhan endemic Sulawesi, “ Kami minta dengan sangat kepada pemilik rumah, agar bunga ini ditata tempatnya, karena ini tumbuhan endemic Sulawesi yang tergolong di lindungi, kemungkinan akan lebih banyak pengunjung yang menyaksikan langsung namanya bunga bangkai, akan kami pantau terus perkembangannya, dan control setiap saat “ ujar Ardi, saat memantau langsung keberadaan bunga bangkai tersebut.

Pihak KSDA berencana melakukan penelitian, terhadap bunga yang diketahui tumbuh dalam tiga tahun sekali, dengan masa tumbuh selama satu minggu, “ Uniknya karena bunga tumbuh di pemukiman warga, padahal biasanya ditemukan di hutan “ pungkas Ardi. (Thaya)

__Terbit pada
01/11/2019
__Kategori
Peristiwa, Sosial

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *