Emak-emak Bantu Warga Seberangi Sungai pakai Rakit gegara Jembatan Putus di Tapua Polman
FOTO : Emak-emak gotong royong dorong rakit untuk bantu warga seberangi Sungai Masunni di Desa Tapua, Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polman, Rabu (03/12/2025).

Emak-emak Bantu Warga Seberangi Sungai pakai Rakit gegara Jembatan Putus di Tapua Polman

POLEWALI MANDAR,- Sejumlah emak-emak di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), turun tangan membantu warga khususnya pengguna sepeda motor untuk menyeberangi sungai menggunakan rakit. Sebab, jembatan yang biasa dilalui warga sudah lama hanyut akibat diterjang banjir.

Aksi berbahaya ini dilakukan tiga emak-emak di Desa Tapua, Kecamatan Matangnga, Rabu siang (03/12). Rakit yang mereka gunakan untuk menyeberangkan warga terbuat dari beberapa potong bambu yang diberi papan.

Ketika warga telah berada di atas rakit, ketiga emak-emak tersebut langsung masuk ke dalam sungai. Mereka bergotong royong mendorong rakit hingga sampai ke seberang.

Walau terlihat berbahaya, para emak-emak ini seolah tidak takut lantaran telah terbiasa menyerangkan warga menggunakan rakit bambu.

“Jembatan hanyut karena banjir, makanya sekarang harus pakai rakit seberangi sungai,” ujar salah satu emak-emak, Mila kepada wartawan, Rabu (03/12/2025).

Menurut Mila, aktivitas menyeberangkan warga dilakukan bergantian dengan kaum pria. Dia bersama dua rekannya mengambil alih tugas mendorong rakit ketika para pria telah berangkat ke kebun.

“Kalau laki-laki sudah ke kebun kita ganti sampai siang (seberangkan warga pakai rakit), yang penting sudah memasak di rumah,” ungkapnya meyakinkan.

Lebih lanjut Mila mengatakan, mereka tidak mematok biaya saat menyeberangkan warga menggunakan rakit. Namun diakui, mereka terkadang dapat membawa sejumlah uang ke rumah hasil membantu warga menyeberangi sungai menggunakan rakit.

“Biasa ada yang kasih biasa juga tidak. Alhamdulillah, biasa ada hasil dibawa pulang, lumayan untuk beli bumbu dapur, beli ikan,” tuturnya sambil tertawa.

Mila juga mengungkapkan, sejak jembatan sepanjang lebih kurang 30 meter yang biasa dilalui warga hanyut terbawa banjir, warga mengandalkan rakit bambu untuk meyeberangi Sungai Masunni.

Pemerintah setempat diakui sempat membuat jalan darurat untuk memudahkan warga beraktivitas. Namun saat air meluap, jalan tersebut juga tidak dapat dilalui.

Bahkan ketika curah hujan tinggi, warga juga enggan menyeberangi sungai menggunakan rakit lantaran takut terbawa arus.

“Kalau habis hujan kita tidak berani seberangkan warga, kita takut. Terpaksa menunggu sampai air surut,” pungkasnya.

Pemerintah kabupaten diharap segera turun tangan membangun jembatan baru, agar aktivitas warga setempat normal kembali. (thaya)

__Terbit pada
03/12/2025
__Kategori
Pemerintahan, Sosial