
Diduga Terpeleset, Kakek 60 Tahun di Polman Ditemukan Jadi Tengkorak di Jurang 20 Meter
POLEWALI MANDAR,- Pria bernama Jami (60) ditemukan tewas usai diduga terjatuh ke jurang sedalam 20 meter di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar). Saat ditemukan, sebahagian tubuh korban sudah menjadi tengkorak.
“Diduga penyebab kematian korban karena terpeleset dan jatuh ke jurang,” kata Kapolsek Wonomulyo AKP Sandy Indrajatiwiguna dalam keterangannya, Kamis (11/09/2025).
Penemuan mayat yang gegerkan warga ini terjadi di Desa Pulliwa, Kecamatan Bulo, Kamis siang (11/09) sekira pukul 14:30 WITA. Mayat korban ditemukan warga yang hendak ke kebun memetik buah kemiri.
“Saksi melihat dari kejauhan sekira 20 meter di bawah jurang adanya sosok mirip manusia tergeletak di bawah pohon. Setelah didekati, ternyata itu mayat korban dengan posisi tertelungkup,” ungkap Sandy.
Menurut Sandy, mayat korban sudah membusuk dan sebagian menjadi tengkorak saat ditemukan warga. Diperkirakan, korban sudah meninggal sejak 6 hari lalu.
“Kondisi jenazah korban pada saat ditemukan sebagian tubuh sudah berbentuk tulang, sebagian berwarna hitam dan mengeluarkan bau busuk, dan diperkirakan waktu kejadian korban meninggal dunia lebih dari 6 hari, ” tuturnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, Sandy menyebut tidak ditemukan tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Dia juga mengatakan jika korban memiliki riwayat penyakit stroke hingga membuatnya pincang saat berjalan.
“Hasil pemeriksaan pihak Puskesmas Bulo tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dari keterangan saksi sepupu korban, bahwa korban mempunyai penyakit stroke, dan berjalan pincang akibat bawaan stroke,” terangnya.
Diketahui, korban telah meninggalkan rumahnya di Desa Botto, Kecamatan Campalagian, sejak Rabu (03/09). Dia meminta izin hendak ke kebun di Desa Pulliwa.
“Keterangan saksi bahwa korban telah meninggalkan rumahnya sejak rabu lalu. Korban meminta izin hendak ke kebun dan tidak pernah kembali pulang ke rumah,” ujar Sandy.
Atas kejadian tersebut, pihak keluarga menolak dilakukan otopsi terhadap korban. Mereka ikhlas menganggap kematian korban merupakan kecelakaan.
“Pihak keluarga sudah menandatangani surat penolakan otopsi dan menerima bahwa kematian korban murni karena kecelakaan,” pungkas Sandy. (thaya)







