Bupati Polman Pastikan Bantu Pelajar yang Seberangi Sungai Arus Deras Demi ke Sekolah 
Menggunakan rakit bambu, sejumlah pelajar dari Desa Saragiang, Kecamatan Alu, Kabupaten Polewali Mandar, menyebrangi sungai Mandar untuk sampai ke sekolah, Sabtu (02/10/2021).

Bupati Polman Pastikan Bantu Pelajar yang Seberangi Sungai Arus Deras Demi ke Sekolah 

POLEWALI ,- Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar mengaku akan memberikan perhatian, untuk meringankan kesulitan ratusan pelajar di daerah ini, yang harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai berarus deras agar sampai ke sekolah.

Bupati akan segera turun melihat kondisi lapangan, agar dapat memutuskan langkah penanganan yang dapat dilakukan.

“ Insya Allah kalau tidak ada halangan hari Selasa saya akan turun ke lokasi,” kata Andi Ibrahim, saat dikonfirmasi wartawan usai menyerahkan bantuan alsintan kepada petani di Kecamatan Limboro, Sabtu siang (02/10/2021).

Bupati menyebut beberapa rencana penanganan, untuk memudahkan para pelajar tersebut menyeberangi sungai menuju sekolah.

“ Kalau paling tidak, paling cepat, kalau memang dia besar, panjang, kalau tidak bisa jembatan limpas, kita bikinkan rakit, kalau tidak bisa rakit, jembatan gantung dulu. Insya Allah, paling tidak tahun 2022, “ tutur Andi Ibrahim.

Menurut Andi Ibrahim, pelajar merupakan generasi muda penerus bangsa yang harus selalu mendapat perhatian.

“ Saya akan usahakan, karena kita ini tidak ada apa-apanya, kalau generasi muda kita yang hancur, maka hancurlah semua ini. Jadi kita harus memperjuangkan bagaimana generasi muda kita lebih hebat dari kita yang ada sekarang, “ pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, ratusan pelajar dari desa Saragiang dan Desa Kalumammang, Kecamatan Alu, harus bertaruh agar sampai di sekolah. Sebab, mereka harus menyeberangi sungai berarus deras, menggunakan rakit bambu yang sudah lapuk.

Para pelajar di daerah ini memilih bertaruh nyawa. Apalagi akses jalan lain dari tempat tinggalnya menuju sekolah terlalu jauh, serta harus mengeluarkan biaya tambahan yang tidak sedikit.

Sangat sering para pelajar di daerah ini terlambat hingga tidak dapat ke sekolah, lantaran gagal menyeberangi sungai yang meluap, apalagi saat musim penghujan tiba.

Salah satu pelajar SMAN 1 Alu dari Desa Saragiang, Alfi Syahri mengungkapkan harapan kepada pemerintah, agar segera membangun jembatan sehingga mereka bisa menyeberangi sungai dengan rasa aman dan nyaman.

“ Selaku pelajar, kami berharap, semoga pemerintah bisa segera membangun, semacam jembatan yang lebih layak, bisa digunakan, supaya gampang, karena kalau air sungai meluap, rakit bisa hanyut, “ ungkap Alfi kepada wartawan Kamis lalu (30/09).

Sementara itu, salah satu warga bernama Maryam mengungkapkan alasan, pentingnya pemerintah segera membangun jembatan penyeberangan. Menurut dia, sudah sering kali ada warga di daerah ini yang terjatuh ke dalam sungai, lantaran rakit yang ditumpangi rusak diterjang arus. Walau tidak menyebabkan jatuhnya korban, namun harta benda seperti sepeda motor yang ikut diseberangkan menggunakan rakit, hilang terbawa arus.

“ Inilah kendalanya jalanan, maksudnya kalau air naik, hanyut rakitnya tidak bisa lagi menyeberang. Pernah ada, tidak terhitung kejadiannya, tetapi sudah pernah. Tidak sampai meninggal, motornya ikut tenggelam, “ ungkap Maryam terpisah.

Berdasarkan pantauan wartawan, sungai Mandar yang diseberangi warga dan pelajar di daerah ini, selebar lebih kurang lima puluh meter.

Rakit yang dimanfaatkan untuk menyeberangi sungai memiliki ukuran panjang sekira tujuh meter dan lebar tiga meter. Rakit ini terbuat dari beberapa batang bambu yang digabungkan menggunakan tali.

Untuk sekali menyebrang, rakit biasanya ditumpangi beberapa pelajar termasuk membawa beberapa unit sepeda motor. Terkadang permukaan rakit tenggelam karena kelebihan beban, membuat sepatu yang dipakai para pelajar menjadi basah.

Karena jumlah rakit yang terbatas, membuat warga maupun pelajar di daerah ini harus mengantre lama, menunggu giliran untuk menyeberangi sungai. Untuk sekali menyeberangi sungai (pergi-pulang), warga maupun pelajar harus mengeluarkan biaya sebesar dua ribu rupiah. (Thaya)

__Terbit pada
02/10/2021
__Kategori
Pendidikan