Melihat Kondisi Badu, Warga Segerang Yang Hidup Memprihatinkan

MAPILLI,- Malang nasib Badu (60 tahun), warga Dusun Sumael, Desa Segerang, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar. Sejak lima tahun terakhir, pria paruh baya ini hidup memprihatinkan, seorang diri dalam gubuk reot miliknya berukuran 2 x 4 meter.

Sepintas terlihat, rumah gubuk Badu lebih mirip rumah kebun, di sekitarnya banyak sabuk kelapa, serta tercium bau tidak sedap yang cukup menyengat.

Ketika wartawan berkunjung, Badu bertelanjang dada, hanya memakai celana panjang usang berwarna gelap, pada bagian pinggang diberi pengikat menggunakan tali rafia, agar pas saat dikenakan. Kepala pria yang mengaku telah empat kali menikah, ditutup menggunakan kopiah berwarna hitam.

Tidak terlihat ada barang berharga, di dalam gubuk milik Badu. Hanya ada beberapa jerigen berisi air, sebuah tungku memasak dari tanah liat serta sebuah belanga berukuran kecil. Ada juga kelambu dan alas tidur yang sudah usang.

Pada belakang dalam gubuk, terlihat ada bagian yang diberi sekat kecil, difungsikan sebagai dapur.

“ Masukki ke sini nak, ini rumah saya, sudah lama saya tinggal di sini, sendiri “ ujarnya ramah, menjawab wartawan, yang menanyakan kepastian pemilik dan siapa yang tinggal digubuk tersebut.

Sehari-hari, Badu mengaku bekerja sebagai pengumpul buah kelapa, dibeli seharga 2500 rupiah per ikat (2 buah kelapa) dari warga sekitar, “ Nantinya buah kelapa ini akan dikumpul untuk diolah menjadi kopra putih “ sebut Badu kepada wartawan mengunjunginya beberapa waktu lalu.

Jika tidak ada kelapa yang dibeli, Badu hanya berdiam diri di rumah, sembari berharap ada bantuan dari keluarga maupun tetangga, sekedar untuk memberinya sedikit makanan, “ Sekarang susah dapat kelapa, harganya juga sudah tidak terjangkau, lebih banyak rugi daripada untung, kalau sudah begitu terpaksa berharap bantuan dari tetangga atau keluarga “ ungkapnya sambil menghela nafas panjang.

Namun, bukan karena itu saja yang membuat kondisi Badu tampak memprihatinkan.  Pria yang mengaku memiliki satu anak, hasil perkawinan dengan istri yang kedua, tampak sengaja menutup diri, karena menderita penyakit, hingga membuatnya memilih untuk mengucilkan diri.

Sejak beberapa tahun terakhir, satu persatu jari jemari kedua tangan Badu perlahan habis akibat menderita penyakit. Diakui, penyakit tersebut tidak pernah diperiksakan ke puskesmas ataupun rumah sakit, karena persoalan biaya, “ Sudah ada sekitar tiga tahun saya sakit seperti ini, tidak pernah saya periksakan karena tidak ada uang, hanya ada mantri yang bisa memberi suntikan “ tandas Badu, sembari menunjukkan kedua tangannya yang sudah kehilangan banyak jari jemari.

Karena kondisi kedua tangannya yang tidak normal lagi, membuat Badu kesulitan untuk beraktifitas.

Menanggapi kondisi salah satu warganya, Kepala Desa Segerang Andi Ahmad mengaku akan segera melaporkan hal tersebut pada dinas terkait, untuk mendapat penanganan, “ Insya Allah secepatnya akan dilaporkan ke kecamatan dan dinas terkait, supaya bisa segera ditangani “ pungkasnya melalui sambungan telepon. (Thaya)

__Terbit pada
22/12/2019
__Kategori
kesehatan, Sosial

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.