Foto Sakkir menunjukkan salah satu kotak budidaya galagala miliknya di Desa Parappe, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polman.

Operator Excavator di Campalagian Polman Sukses Budidaya Galagala, Cuan Jutaan per Bulan

POLEWALI MANDAR,- Operator excavator bernama Sakkir (43) di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat,  sukses budidaya lebah galagala untuk diambil madunya. Usaha yang ditekuni terinspirasi dari rekannya mampu mendatangkan cuan jutaan rupiah per bulan.

“Awal mula saya menekuni pekerjaan ini setelah melihat teman melakukan hal serupa waktu di Lakahan.  Jadi di situlah saya tertarik karena ternyata lebih seperti ini bisa diternak,” kata Sakkir saat dijumpai di rumahnya, Sabtu (19/04/2025).

Sakkir merupakan warga Desa Parappe, Kecamatan Campalagian. Budidaya lebah galagala dilakukan Sakkir dengan memanfaatkan pekarangan kosong di sekitar tempat tinggalnya.

Diketahui, galagala adalah sebutan populer di kalangan masyarakat suku Mandar untuk lebah trigona.

Proses budidaya galagala dilakukan Sakkir dengan memanfaatkan kotak kayu berbentuk persegi berukuran sekira 40×40 centimeter.

Setiap kotak yang terbuat dari papan ditempatkan di atas sepotong kayu dengan ketinggian mencapai 1 meter dari permukaan tanah.

Saat ini, Sakkir telah memiliki 300 lebih sarang lebah galaga sejak menekuni usaha ini mulai tahun 2019 lalu.

Diakui Sakkir, proses budidaya dipelajari dengan cara bertanya kepada temannya hingga mencari referensi melalui youtube.

“Kalau pertama bertanya sama teman, selebihnya lihat di youtube,” ungkap pria tiga anak itu.

Saat pertama menekuni usaha ini, Sakkir mengaku turun langsung mencari sarang lebah galagala di hutan. Kini dia memanfaatkan jasa warga termasuk penebang pohon di hutan yang kerap menemukan sarang lebah.

“Bagaimana caranya bisa dapat banyak koloni seperti sekarang ? saya hubungi tukang senso (penebang pohon), saya minta mereka bawa ke rumah jika ada menemukan sarang lebah saat menebang pohon,” ujarnya.

Sakkir mengakui, proses budidaya lebah yang ditekuninya tidak serta merta bisa seperti sekarang. Apalagi tidak semua sarang bisa menghasilkan madu seperti yang diharapkan, terlebih ketika musim penghujan.

Meski begitu, Sakkir mengaku tidak pernah patah semangat apalagi berputus asa. Dia terus berusaha hingga proses budidaya lebah miliknya bisa seperti sekarang ini.

Menurut Sakkir, tempat budidaya lebah miliknya tersebar pada 4 lokasi berbeda.  Setiap lokasi budidaya bisa menghasilkan 5 sampai 10 botol madu, dengan waktu panen yang berbeda-beda.

“Alhamdulillah sekarang sudah punya lebih 300 kotak sarang, ada di Panyampa, Parappe, Sumarrang dan Pakkammisang,” tuturnya.

“Panenya tidak bersamaan, bisa dapat sampai 10 botol sebulan pada satu tempat,” sambung Sakkir meyakinkan.

Sakkir juga mengaku telah menerima banyak permintaan madu lebah galagala yang dijual seharga Rp 100 per botol ukuran 250 milli. Madu lebah galagalnya telah dipasarkan pada sejumlah daerah.

“Dijual seharga 100 ribu per botol. Sebulan bisa jual 10 sampai 20 botol,” ucapnya.

Dia menambahkan, madu lebah galagala memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. termasuk untuk menambah stamina.

“Bisa untuk penyakit maag, asam urat, batuk, kolestrol dan penambah stamina,” beber Sakkir.

Dia berharap pemerintah memberikan perhatian, agar usaha budidaya lebah yang ditekuninya bisa semakin berkembang.

Potensi Menjadi tempat Wisata Edukasi

Salah satu warga bernama Yudi mengaku jika lokasi budidaya lebah galagala yang dikelola Sakkir, memiliki potensi menjadi tempat wisata edukasi.

Sebab, warga yang berkunjung bisa melihat langung proses budidaya lebah hingga proses pengambilan madu.

Warga juga bisa merasakan sensasi menyeruput madu menggunakan pipet langsung dari sarang lebah.

“Luar biasa, ini adalah pengalaman pertama bagi saya menyeruput madu langsung dari sarang lebah, dan menurut saya ini memiliki potensi menjadi tempat wisata,” ungkap Yudi.

Selain itu, pengunjung yang beruntung bisa menikmati propolis yang selama ini menjadi zat pelindung sarang lebah. Propolis memiliki rasa manis dan asam yang menyegarkan.

“Ini betul-betul pengalaman pertama buat saya. Rasanya betul-betul nikmat, perpaduan manis dan asam yang menyegarkan,” pungkas Yudi.

Bagi warga yang penasaran ingin merasakan sensasi berwisata di kawasan budidaya lebah galagala, jangan lupa berkunjung yah…(thaya)

 

__Terbit pada
20/04/2025
__Kategori
Inspirasi, Sosial, Sosok