Serma Zaenal memetik cabai di kebun budidaya miliknya di Desa Kelapa Dua, Kecamatan Anreapi, Kabupaten Polman, Selasa (14/01/2025).

Cerita Serma Zaenal Budidaya Cabai untuk Edukasi Warga di Polman, Cuan Ratusan Ribu Sehari

POLEWALI MANDAR,- Anggota Kodim 1402/Polman bernama Serma Zaenal sukses budidayakan tanaman cabai dengan omset ratusan ribu sehari di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Awalnya budidaya ini ditekuni untuk mengedukasi warga agar memaksimalkan lahan tidur atau pekarangan rumah menjadi produktif.

Kebun budidaya cabai yang dikelola Zaenal terletak di Dusun Leppang, Desa Kelapa Dua, Kecamatan Anreapi. Tanaman cabai itu ditanam di antara pohon durian miliknya.

Saat ini Zaenal memiliki sedikitnya 1000 pohon cabai yang tumbuh di lahan miring seluas lebih kurang 50 are.

Diakui Zaenal, budidaya cabai awalnya ditekuni untuk mengedukasi warga terkait pemanfaatan lahan kosong menjadi lahan produktif.

“Budidaya cabai sebetulnya lahan edukasi saja kepada masyarakat sekitar, bahwa lahan-lahan tidur bisa dimaksimalkan untuk kemandirian pangan. Seperti contoh kita tanam cabai di lahan perkebunan durian ini,” kata Zaenal kepada wartawan, Selasa (14/01/2025).

Menurut Zaenal, budidaya cabai ini dimulai pada bulan Agustus 2024 lalu. Setelah 4 bulan berproses, tanaman cabai miliknya kini telah memasuki masa panen.

“Alhamdulillah, setelah 4 bulan kini sudah mulai panen,” ungkapnya.

Dia mengaku telah memanen sedikitnya 300 kilogram cabai. Omsetnya diakui cukup lumayan untuk menutupi biaya operasional dan kebutuhan sehari-hari.

“Sampai sekarang sudah dapat 300 kilo, dalam 12 kali panen. Hasilnya lumayan untuk tutupi biaya operasional dan biaya lain-lain,” ujar Zaenal meyakinkan.

Dia menuturkan, pada awal masa panen harga cabai hanya 18 ribu perkilo. Kini harga cabai terus melambung mencapai 40 ribu perkilo.

“Kalau awalnya itu harga cabai cuman 18 ribu perkilo. Sekarang semakin mahal, di tingkat petani itu 40 ribu per kilo,” tutur Zaenal.

Dia juga mengaku bersyukur, sebab kegiatan budidaya cabai yang ditekuninya dapat memberdayakan warga setempat, khususnya emak-emak.

“Jadi setiap kali memanen kita melibatkan warga. Hasilnya lumayan buat tambah-tambah biaya untuk penuhi kebutuhan dapur mereka,”

Zaenal pun berharap, warga ikut bergerak melakukan kegiatan budidaya dengan memaksimalkan setiap lahan yang dimiliki. Juga sebagai bentuk mendorong kemandirian pangan.

“Tujuan kita sebenarnya bagaimana membantu masyarakat sekitarĀ  mendapatkan tambahan penghasilan untuk dapur sekaligus mengedukasi mereka bagaimana caranya memanfaatkan lahan kosong di sekitar mereka,” pungkas Zaenal. (thaya)

__Terbit pada
15/01/2025