Aksi Terpuji Polisi Bonceng-Bopong Penyandang Disabilitas Menuju TPS di Mamasa
MAMASA,- Aksi terpuji ditunjukkan polisi bernama Bripka Sulfiraja yang rela membonceng dan membopong penyandang disabilitas bernama Ahsan Rasyid (30) menuju tempat pemungutan suara (TPS) di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Hal tersebut dilakukan sebagai wujud kepedulian terhadap warga dan rasa tanggung jawab untuk menyukseskan jalannya pemilihan kepala daerah (Pilkada).
“Bentuk kepedulian dan rasa tanggung jawab agar seluruh warga dapat memberikan hak suaranya,” kata Bripka Sulfiraja kepada wartawan melalui sambungan telepon, Rabu (27/11/2024).
Diketahui, Bripka Sulfiraja merupakan Bhabinkamtibmas Polres Mamasa yang sudah 7 tahun bertugas di Desa Salukonta, Kecamatan Mehalaan. Sementara Ahsan Rasyid merupakan warga setempat.
Ahsan adalah penyandang disabilitas fisik yang kesulitan kesulitan beraktifitas tanpa bantuan orang lain.
“Pas mau pergi ke TPS tidak ada yang bonceng, karena kebetulan keluarganya ada boncengan juga,” ungkap Sulfiraja.
Lebih lanjut Sulfiraja menuturkan, rumah Ahsan menuju TPS 02 tempatnya memberikan hak suara, hanya berjarak sekira 500 meter jika perjalanan melewati jalan pintas.
Namun karena melalui jalan umum, Sulfiraja harus membonceng Ahsan sejauh 1 kilometer kemudian melanjutkan perjalanan dengan membopongnya sejauh 50 meter.
“Kalau gendong dari jalan poros sampai ke lokasi (tps) kurang lebih 50 meter dengan medan menurun. Sebelumnya saya bonceng naik motor memutar lewati jalan beton sekitar 1 kilometer,” bebernya.
Dia mengaku sangat berhati-hati saat membopong Ahsan menuju TPS. Selain karena bobot tubuhnya cukup berat sekira 60 kilogram, jalan setapak yang dilalui juga licin.
“Sebenarnya sudah dewasa itu, beratnya sekira 60 kilogram. Harus hati-hati, karena jalannya menurun juga licin,” tutur Sulfiraja.
Dia juga mengungkapkan, jika sehari-hari Ahsan tinggal bersama pamannya usai ditinggal pergi kedua orang tuanya. Pihak keluarga juga diakui sempat menolak niat Sulfiraja mengantar Ahsan ke TPS karena enggan merepotkan
“Kebetulan ini anak yatim, dia diambil sama omnya, saudara dari bapaknya. Dia (Ahsan) sempat menolak karena merasa tidak enak, keluarganya juga begitu tidak ingin merepotkan, tapi saya tetap meyakinkan,” ujar Zulfiraja.
Sulfiraja mengaku bersyukur bisa membantu meringankan beban warga binaannya yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri.
“Mereka semua senang dan bersyukur apalagi sudah saya anggap keluarga sendiri. Setelah memilih, dia (Ahsan) saya antar kembali menuju rumahnya,” tutupnya. (thaya)