Olahan penja tumis, kuliner khas Suku Mandar.

Nikmatnya Penja Tumis, Kuliner khas Suku Mandar

POLEWALI MANDAR,- Masyarakat suku Mandar yang umumnya mendiami Provinsi Sulawesi Barat, memiliki kuliner istimewa bernama penja tumis. Penja ikan berukuran sangat kecil dan muncul secara musiman di perairan Sulawesi Barat.

Ikan penja biasa disebut ikan seribu. Panjangnya hanya sekira 2 centimeter dengan corak tubuh bergaris hitam.

Jenis ikan ini dapat diolah dengan berbagai macam cara, tergantung selera. Salah satunya ditumis. Olahan penja tumis sangat cocok dinikmati bersama nasi hangat. Rasanya pedis dan gurih dijamin membuat ketagihan.

Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat penja tumis sangat sederhana. Diantaranya bawang merah, bawang putih, daun bawang, seledri, tomat, daun jeruk, cabai, penyedap rasa (sesuai selera), dan tentunya ikan penja.

Ikan penja juga sering disebut ikan seribu. Ikan jenis ini muncul secara musiman di perairan Sulawesi Barat.

Proses pembuatannya juga cukup mudah. Pertama-tama siapkan bumbu. Aneka rempah yang telah disiapkan diiris dalam potongan kecil kecil, kemudian ditumis menggunakan minyak goreng secukupnya.

Setelah bumbu berubah warna menjadi kecoklatan, ikan penja yang telah dicuci bersih dimasukkan ke dalam wajan, kemudian diaduk secara merata bersama bumbu.

Proses menumis ikan penja bersama bumbu tidak membutuhkan waktu lama. Setelah wangi, itu artinya penja tumis telah matang dan siap untuk dihidangkan.

Salah satu warga Kelurahan Mapilli, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Mastura menyebut jika olahan penja tumis merupakan salah satu kuliner khas suku Mandar, yang menjadi favorit keluarganya.

“Pokoknya semua keluarga suka (penja tumis), apalagi kalau disantap bersama nasi hangat pasti tidak ada sisa,”kata Mastura kepada wartawan, Minggu (18/09/2022).

Menurutnya, ikan penja memiliki karakter daging yang lembut dan juga terasa gurih. Itu sebabnya, ikan jenis ini dapat dimasak dalam berbagai jenis olahan.

“Selain ditumis, bisa juga dipepes, digoreng seperti perkedel hingga dijadikan sayur, tergantung selera,”ungkap Mastura sembari tertawa.

Bahkan menurut Mastura, tidak sedikit warga yang menjadikan olahan ikan penja sebagai bahan oleh-oleh. Tentunya kata dia, sebelum diolah, ikan penja terlebih dahulu diasinkan kemudian dijemur agar lebih awet.

“Supaya tahan lama, biasanya ikan penja kita asingkan baru dijemur, setelah itu bisa juga diolah sesuai selera. Terkadang digoreng biasa sampai kering, karena rasanya renyah, seperti kerupuk, banyak juga yang suka, kadang teman di luar daerah minta dibuatkan sebagai oleh-oleh,”pungkasnya.

Saat lagi musim, ikan penja terkadang dijual seharga Rp 10 ribu per liter. Namun terkadang harga ikan ini melambung tinggi hingga mencapai Rp 50 ribu per liter. (Thaya)

__Terbit pada
26/09/2022
__Kategori
Wisata