
Pria Turki Persunting Wanita Pujaan Hati di Polman, Mahar 1 Stel Emas-Uang Rp 70 Juta
POLEWALI MANDAR,- Pria asal Turki bernama Baitullah (31) terbang ke Indonesia untuk mempersunting wanita pujaan hatinya bernama Salmiati (30) di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Baitullah menikahi Salmiati dengan mahar 1 stel emas serta uang tunai Rp 70 juta.
“(Mahar) 1 stel emas, uang 70 juta,” kata Salmiati kepada wartawan, Sabtu (12/04/2025).
Prosesi akad nikah berlangsung di kediaman Salmiati di Desa Pulliwa, Kecamatan Bulo, Sabtu (12/04) sekira pukul 10.30 WITA. Ratusan warga berdatangan menjadi saksi pernikahan sejoli beda benua itu.
Baitullah hadir didampingi seorang sahabatnya bernama Beqir Ona. Baitullah tampak gagah dengan balutan baju adat khas suku Mandar berwarna hijau dan putih.
Pun demikian dengan Salmiati yang memakai baju adat khas Suku Mandar dengan warna senada.
Baitullah juga tampak begitu antusias dan lancar saat mengucapkan ijab qabul menggunakan bahasa Indonesia.
Salmiati mengungkap perkenalan dengan Baitullah berlangsung di media sosial sekira 7 bulan lalu. Keduanya lalu aktif berkomunikasi dengan bantuan aplikasi penerjemah bahasa.
“Kenal di instagram sekira 7 bulan lalu. Komunikasi pakai translate,” ujarnya sambil tersenyum.
Dia mengaku sempat merasa kaget ketika Baitullah mengajaknya menikah. Apalagi diakui, antara dirinya dan Baitullah tidak pernah berpacaran.
“Kaget, sempat tidak percaya waktu diajak nikah, soalnya tidak pernah pacaran langsung melamar,” tuturnya.
Salmiati mengaku menerima lamaran tersebut setelah melihat keseriusan Baitullah yang terus berusaha meyakinkan dirinya.
“Dia (Baitullah) terus berusaha meyakinkan (saya). Akhirnya saya terima,” ucapnya bahagia.
Sementara Baitullah mengaku memilih Salmiati menjadi pendamping hidupnya lantaran merasa senang dan cinta dengan Indonesia.
“Saya happy, saya cinta Indonesia, saya mencintainya (Salmiati),” ujarnya bahagia.
Pada kesempatan sama, ayah Salmiati bernama Muhammad Daali mengungkap jika dirinya tidak langsung menyetujui lamaran tersebut. Restu baru diberikan setelah melakukan musyawarah dengan para orang tua.
“Tidak langsung menerima. Dikompromikan dulu dengan orang tua, soalnya kita juga ada penelitian sedikit (mencari tahu terkait Baitullah),” pungkasnya. (thaya)