
Permintaan Reparasi Mebel di Polman Meningkat Jelang Lebaran
POLEWALI MANDAR,- Penyedia jasa reparasi mebel seperti kursi dan sofa di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, kebanjiran rejeki jelang hari raya Idul Fitri. Sebabnya, permintaan reparasi alami meningkat untuk digunakan pemiliknya saat hari lebaran nanti.
Seperti diungkapkan penyedia jasa reparasi bernama Parko, warga Desa Sumberjo, Kecamatan Wonomulyo. Pria berusia 68 tahun ini mengaku permintaan reparasi kursi dan sofa di tempatnya meningkat sejak 2 bulan sebelum Ramadan.
“2 bulan sebelum puasa sudah banyak orderan (reparasi),” kata Parko kepada wartawan, Rabu (19/03/2025).
Diakui Parko, proses reparasi kursi dan sofa dikerjakan dengan bantuan 3 karyawan. Dia mengaku membutuhkan waktu 3 hari untuk menyelesaikan proses reparasi satu set kursi maupun sofa, tergantung permintaan pemilik dan tingkat kerumitan.
“Rata-rata per set (kursi) dikerjakan tiga hari, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan. Libatkan 3 tenaga kerja,” tuturnya meyakinkan.
Proses reparasi di tempat Parko dilakukan dengan memperbaiki rangka kursi maupun sofa sehingga lebih kokoh dan kuat, menambah gabus agar lebih empuk dan nyaman saat diduduki, serta penggantian pembungkus sehingga sofa maupun kursi terlihat lebih cantik dan menarik untuk digunakan saat lebaran nanti.
“Tidak hanya ganti kulit, biasa ganti gabus, dibenahi rangkanya supaya lebih kuat dan tahan lama,” ujarnya.
Menurut Parko, kursi yang direparasinya berdatangan dari sejumlah daerah. Termasuk dari Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
“(pesanan reparasi) dari berbagai wilayah, termasuk Majene, Tuppu (Pinrang) bahkan sampai dari Morowali juga biasa ke sini,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan Parko, proses reparasi kursi dikerjakan siang dan malam sejak memasuki bulan suci Ramadan. Dia juga mengaku juga telah menolak sejumlah permintaan reparasi lantaran khawatir tak mampu diselesaikan sebelum lebaran.
“Ini yang dikerjakan memang sudah mendaftar jauh hari sebelumnya sebelum Ramadan, kalau sudah sangat mepet terpaksa kita tolak karena khawatir tidak bisa diselesaikan sebelum lebaran,” terangnya.
Diakui Parko, omset yang diperoleh dari hasil reparasi kursi dan sofa alami peningkatan jelang lebaran. Apaalgi pada waktu biasa, dalam sebulan dia hanya menerima orderan reparasi 2 sampai 4 set kursi maupun sofa.
“Alhamdulillah, mendekati hari raya omsetnya meningkat, bisa dapat 5 sampai 6 juta rupiah sebulan, karena kita hanya mematok ongkos kerja 500 sampah 600 ribu rupiah diluar bahan. Kalau waktu-waktu biasanya, kadang hanya terima orderan reparasi 2 atau 4 set kursi sebulan,” pungkasnya meyakinkan. (thaya)