Foto penjahit sandal dan sepatu di Pasar Induk Wonomulyo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polman, Kamis (27/03/2025).

Penjahit Sandal-Sepatu di Polman Ketiban Rezeki Jelang Idul Fitri

POLEWALI MANDAR,- Warga yang berprofesi sebagai penjahit sandal dan sepatu di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, ketiban rezeki jelang hari raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Sebabnya mereka kebanjiran order menjahit sandal dan sepatu dengan omset ratusan ribu rupiah sehari.

Seperti dirasakan sejumlah penjahit sandal dan sepatu di Pasar Induk Wonomulyo, Kecamatan Wonomulyo, Kamis siang (27/03). Mereka sibuk melayani warga yang meminta sandal dan sepatunya dijahit agar lebih kuat dan tahan lama.

“Alhamdulillah, jelang hari raya ini membawa berkah tersendiri bagi kami,” kata salah satu penjahit, Kaharuddin kepada wartawan, Kamis (27/03/2025).

Menurut pria 52 tahun itu, sejak beberapa hari terakhir dia mulai kebanjiran order menjahit sandal dan sepatu. Padahal pada hari biasanya order yang diterima hanya beberapa pasang saja.

“Jelang lebaran ini, kita bisa menerima order 20 sampai 30 pasang sandal dan sepatu sehari. Kalau hari biasa tidak seberapa, paling banyak 5 sampai 10 pasang,” ungkapnya meyakinkan.

Pria 4 anak itu juga mengungkapkan, tidak semua sandal maupun sepatu yang dijahit sudah dalam kondisi rusak. Tidak sedikit warga yang meminta agar sepatu ataupun sandalnya dijahit meski kondisinya masih baru dan bagus.

“Tidak semua sandal atau sepatu yang dibawa ke sini untuk dijahit sudah rusak. Banyak juga yang masih bagus bahkan baru keluar dari toko, sengaja dihajit biar lebih kuat,” ujarnya.

Kaharuddin mengatakan, proses menjahit sepasang sandal maupun sepatu rata-rata membutuhkan waktu sekira 15 sampai 20 menit. Ongkosnya cukup terjangkau, antara Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu per pasang tergantung bahan yang digunakan.

“Proses pengerjaan sepasang sandal atau sepatu rata-rata membutuhkan waktu selama 15 sampai 20 menit,” tuturnya.

“Ongkosnya masih seperti dulu. Kalau benang jahitnya menggunakan tasi biayanya 15 ribu,  sementara kalau menggunakan benan nilon biayanya 25 ribu.” Sambung Kaharuddin sambil tersenyum.

Dia menambahkan, membludaknya orderan menjahit sandal dan sepatu biasanya hanya berlangsung sepekan sebelum hari raya. Karena itu, Kaharuddin bersama penjahit lain rela bekerja sepanjang hari  agar semua sandal dan sepatu warga yang akan dijahit bisa selesai tepat waktu.

“Biasa kita kerja sepanjang hari mulai pagi sampai sore, supaya semua jahitan bisa selesai tepat waktu. Karena tidak setiap juga begini, biasa seminggu saja, itupun setiap menjelang lebaran,” pungkasnya. (thaya)

 

 

__Terbit pada
27/03/2025