Berkah Ramadan, Pengrajin Bumbu Kacang di Polman Kebanjiran Order
POLEWALI MANDAR,- Momen bulan suci Ramadan membawah berkah tersendiri bagi pengrajin bumbu kacang di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Mereka kebanjiran order dengan omset ratusan ribu sehari.
Seperti dirasakan pengrajin bumbu kacang bernama Sulistiati (42) warga Desa Bumiayu, Kecamatan Wonomulyo. Sejak memasuki Ramadan, setiap hari ibu 4 anak ini sibuk membuat bumbu kacang untuk melayani permintaan warga.
Proses membuat bumbu kacang dilakukan Sulistiati dengan bantuan suaminya Samsujihad (51). Dia mengaku orderan bumbu kacang alami peningkatan selama Ramadan.
“Kalau hari-hari biasanya buatnya 2 sampai 3 kilo saja. Namun sejak Ramadan alami peningkatan sampai 5 kilo sehari, bahkan biasa buat sampai 10 kilo jika ada pesanan khusus,” kata Sulistiati kepada wartawan.
Meski terlihat biasa, bumbu kacang buatan Sulistiati memiliki cita rasa yang autentik. Selain karena menggunakan bumbu pilihan juga dibuat dengan proses yang masih tradisional.
Pertama-tama bumbu rempah seperti cabai rawit, bawang putih, daun jeruk digiling sampai halus. Lalu giling terpisah kacang tanah yang telah digoreng.
Bumbu rempah yang telah digiling lalu ditumbuk bersama dengan gula merah cair, serta diberi sedikit garam dan asam jawa secukupnya. Setelah itu, masukkan kacang tanah yang telah digiling lalu ditumbuk sampai merata.
Menurut Sulistiati, usaha bumbu kacang ini telah ditekuni sejak tahun 2003 lalu. Bumbu kacang buatannya dijual dengan harga bervariasi tergantung kemasan.
“Dijual per kemasan, sesuai permintaan. Ada 20 ribu, 30 ribu hingga 50 ribu,” ungkapnya.
Diakui Sulistiati, bumbu kacang buatannya telah dipasarkan ke sejumlah daerah. Saat Ramadan, omset yang diperoleh dari hasil berjualan bumbu kacang bisa mencapai 600 ribu rupiah sehari.
“Kalau omset bisa 500 sampai 600 ribu,” pungkasnya.
Untuk diketahui, bumbu kacang laris saat Ramadan. Selain karena tahan lama dan penyajiannya praktis, bumbu kacang juga memiliki rasa yang gurih. Bumbu kacang sering digunakan sebagai pelengkap hidangan favorit di berbagai daerah di Indonesia, seperti sate dan gado-gado. (thaya)
