Penjual anyaman bambu bernama Jalang warga Desa Mirring, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman, Kamis (02/01/2025).

Pilu Lansia Bernama Jalang di Polman, Berjuang Susuri Jalan Panjang Jual Anyaman Demi Hidup

POLEWALI MANDAR,- Pria lanjut usia (lansia) bernama Jalang (75) berjuang menyambung hidup dengan berjualan anyaman bambu di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Hampir setiap hari, dia harus berjalan kaki menyusuri jalan sejauh belasan kilometer untuk menjajakan anyaman bambu yang dipikulnya.

“Sudah lama, tahunan (jualan anyaman bambu),” kata Jalang kepada wartawan, Kamis (02/01/2025).

Jalang merupakan warga Dusun Tappina, Desa Mirring, Kecamatan Binuang. Saat dijumpai, dia berada di simpang empat traffic light Jl Gatot, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Wonomulyo.

Saat itu, dia membawa beberapa anyaman bambu. Anyaman itu diakui menjadi tumpuannya untuk menyambung hidup.

Anyaman itu berupa penampi, sejenis alat yang biasanya digunakan untuk memisahkan sekam dari beras. Serta perangkap ikan terbuat dari bambu yang dikenal dengan nama bubu.

Setiap penampi dijual seharga Rp 55 ribu per buah. Sedangkan bubu dijual seharga Rp 100 ribu per buah.

Meski ramai pengguna jalan, nyaris tak ada yang memperhatikan keberadaan pria berkulit legam dan sudah keriput itu. Dia bahkan harus menunggu lama, sekedar untuk menyeberangi jalan yang padat lalu lintas kendaraan.

Langkah Jalang tampak lemah dan tertatih ketika berjalan menyusuri jalan. Meski beban anyaman bambu yang dipikulnya tidak terlalu berat,  sesekali Jalang berhenti sekedar menyeimbangkan posisi pikulan itu sambil menarik nafas panjang.

Karena langit tetiba mendung dan gerimis mulai berjatuhan, Jalang bergegas menuju halte di sisi jalan untuk berteduh. Dengan raut wajah gelisah,  dia memandang ke langit yang tertutup awan gelap.

Berulang kali Jalang mengusap tetesan gerimis basahi kulitnya menggunakan kain sarung di pinggang, sembari mengatur nafas.

“Kalau gerimis terus, apalagi sampai hujan, saya tidak bisa jualan,” ungkapnya sedih.

Tidak banyak informasi yang diperoleh dari pria yang memakai kaos berkerah dan celana pendek kusam itu. Selain sulit diajak berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia, pendengarannya juga sedikit terganggu.

Dia sempat mengungkapkan jika dirinya memiliki 3 anak yang sudah dewasa. Bahkan diakui saat ini dia masih tinggal dengan seorang anaknya.

Hanya saja kata dia, anaknya tidak dapat diandalkan untuk menyambung hidup. Itu sebabnya, dia memilih terus bekerja keras mencari nafkah kendati usianya tidak lagi muda.

“Ada anak tiga, ada juga anak tinggal sama saya, tapi tidak bisa diandalkan,” ujarnya sambil tertawa.

Dia mengatakan, penampi dan bubu yang dijualnya adalah buatan orang lain. Lalu dijual dengan harga tertentu. Dia juga mengaku pernah menjual anyaman bambu buatan sendiri berupa wadah untuk menjemur ikan.

“Ini punya orang saya beli, lalu dijual kembali. Kalau dulu sempat jual tempat keringkan ikan, buatan sendiri, sehari bisa bikin 3 buah,” ucap Jalang.

Meski terkadang Jalang harus berjualan hingga malam hari, namun tidak jarang dia pulang ke rumah dengan tangan hampa. Sebab, tak ada warga yang melirik barang jualannya.

“Biasa laku biasa juga tidak laku. Biasa juga jualan sampai malam tapi tidak ada yang laku,” tuturnya, sembari memperbaiki topi yang menutup kepalanya.

Menurut Jalang, penghasilan yang diperoleh dari hasil berjualan anyaman bambu sangat pas-pasan. Terkadang tidak cukup untuk penuhi kebutuhan sehari-hari.

“Tidak menentu, kadang tidak cukup untuk beli beras. Kalau tidak ada lagi uang untuk beli beras, biasa dikasih tetangga,” imbuh lirih.

Walau kerap merasa sedih dengan kondisi yang dialaminya, Jalang tidak berkecil hati apalagi menyerah.

Dia mengaku tetap bersyukur sembari selalu berdoa kepada  Tuhan agar senantiasa memberinya kesehatan dan kekuatan untuk terus bekerja. Apalagi banyak warga yang diakui peduli dan kerap memberinya bantuan.

“Tetap bersyukur, biar biasa tidak ada uang untuk beli beras. Alhamdulillah, karena Tuhan tetap kasih kesehatan, masih ada juga warga yang biasa kasih bantuan,” pungkasnya meyakinkan. (thaya)

__Terbit pada
03/01/2025
__Kategori
Sosial, Sosok